170. He is not a playboy

Korean Fan Fiction.

Catatan dari Pengarang:
Fan Fiction adalah cerita cinta yang dikemas dalam beberapa bagian ( part ), dengan berlatar belakang kehidupan para artis penyanyi Korea terkenal. Dan untuk bisa menikmati dengan enak jalan cerita dalam Fan Fiction ini, anda harus mengikuti jalan pikiran atau sudut pandang dari 2 tokoh yang ada dalam setiap cerita, seperti PARK HA RA Point Of View (POV) dan DONGHAE Point Of View (POV).



HE IS NOT A PLAYBOY

Part One

-Park Ha Ra POV-

Berstatus in relationship dengan seorang bintang memang perlu keteguhan hati yang lebih untuk bisa tetep setia dan percaya.

Rumour bukan hanya datang satu-dua kali, tapi lebih banyak daripada good news yang aku dengar dari mereka,para netizen selama ini. Tapi aku telah memilih untuk menjalani hubungan ini dengan ‘sang bintang’ itu.

Sang bintang yang juga punya nickname ‘playboy’ yang selalu jadi perhatian dan selalu jadi pergunjingan itu adalah Lee donghae. Cowok ter-cakep, ter-keren, ter-kaya, dan masih banyak ‘ter’ yang menjadi title nya. Termasuk terbanyak punya mantan pacar. Bintang yang sekarang menjadi pacarku adalah salah satu member dari boy band hallyu asia ‘Super Junior’.

Aku tak pernah bermimpi untuk bisa menjadi bagian dari dirinya. Jujur saja, seorang Lee donghae memang sangat menarik tapi aku tak pernah menganggapnya sebagai seseorang yang harus selalu dipuja. Bagiku Donghae sama dengan yang lainnya. Dia bisa bahagia, dia bisa marah dan dia bisa jadi melankolis. Aku tak pernah meperlakukannya sebagai seorang bintang. Mungkin di luar sana dia adalah bintang tapi apabila dia berada didekatku itu berarti dia adalah pacarku. Pacar yang sewajarnya.

“chagiya, besok kamu ikut aku ya?”Tanya Donghae via telepon

“Kemana?”

“nonton pacarmu ini perform…”

“dimana?”

“I’ll text you...nanti sehabis aku perform kita bisa sekalian jalan – jalan.Okay?”Donghae sedikit memaksa. Akhirnya aku mengiyakan ajakannya

Donghae berani mengajakku pergi karena semua member telah mengetahui hubungan kita. Termasuk manajer dan artis-artis SM entertainment lainnya. Menyenangkan? Tidak seutuhnya…

Dalam sebulan ini udah berapa kali aku menolak ajakan Donghae. Kali ini biarlah aku Jalan dengannya.



- Donghae POV-

“I’ll text you...nanti sehabis aku perform kita bisa sekalian jalan – jalan.Okay?” aku menutup telepon dan segera mengirim alamat dimana aku akan perform.

Aku tidak pernah menyangka aku bisa berpacaran dengan gadis biasa sepertinya. Yang aku temui di supermarket dekat kantor SM Entertainment. Aku yang waktu itu tergesa-gesa untuk membeli minuman untuk member lain, lupa membawa dompet. Aku menyamar dengan sangat-sangat rapi agar orang-orang disekitarku tidak mengenalku dan aku yakin tidak ada yang mengenalku. Pada saat akan membayar, aku baru sadar dompetku tidak ada disaku kantongku. Mengeluarkan suara bisa menarik perhatian semua orang karena supermarket pada saat itu sedang ramai. Dan gadis itu dengan sopan mengeluarkan dompetnya dan mengatakan ‘oppa, kau lupa membawa dompet ya? untung aku melihatmu masuk ke supermarket ini..’ dia mengeluarkan dompetnya dan membayarkan semua minuman yang aku beli

‘Hansahamnida ahjussi..’ dia mengatakan dengan sopan ke kasir. Dia pergi tanpa mengindahkan aku. Aku masih tidak bisa mengeluarkan suara sampai keluar dari supermarket. Aku berfikir, mungkin saja gadis ini telah mengetahui bahwa aku adalah lee donghae, karena itulah dia bersikap manis. Tapi pada saat aku menghentikan langkahnya

‘cakamanyo..aku belum mengucapkan terimakasih padamu’

‘ani…tidak apa-apa. Aku pernah sepertimu, dan akan sangat malu bila ketauan kita tidak membawa dompet tepat disaat akan membayar. Karena itulah aku tadi langsung bersikap seperti adikmu..ah, mianhae karena memanggilmu oppa tanpa persetujuanmu..’ ucap gadis itu sembari membungkuk 90 derajat.

Saat itu aku sadar, dia tidak mengenalku. Dia benar-benar pure ingin menolongku. Dan pada saat membungkuk, itu membuatku kaget. She has a good manner. Dan rambutnya yang saat itu tergerai benar-benar terlihat halus. Dia sangat manis tanpa make-up sekalipun. Dia terlihat tergesa-gesa dan tanpa membuang waktuku aku menanyakan namanya untuk mengembalikan uang yang telah dipinjamnya. Dia memberikan kartu namanya ‘Park Ha ra’.

Ya, gadis itu yang membuat ku lupa bahwa SM Entertainment punya banyak sekali artis yang sangat di idolakan diluar sana. Aku melupakan bagaimana cantiknya para personil Girls’ Generation dan f(x). dan saat itu pula, aku lupa bahwa aku masih berstatus in relationship dengan Yoona SNSD. Hubunganku tidak berjalan baik selama 3bulan terakhir ini setelah ada rumour tentangnya dan Taecyon 2pm. Bukannya aku tidak mempercayainya,tapi sifatnya yang selalu balik menuduhku yang macam-macam apabila kita berdua sedang membicarakan hubungan kita, membuatku lelah. Selalu saja menyangkut paut kan hubunganku dengan Sunye yang telah kandas. Menuduhku punya feeling dengan beberapa ELF karena jawabanku di UFO yang mengatakan bahwa pacarku adalah ELF.

Memutuskan hubungan dengan Yoona bukan segampang membalikkan telapak tangan. Membuatnya menangis sama dengan membuat ke 8 member SNSD lainnya angkat tangan. Yang paling membuat aku marah tentu saja komentar Jessica.

‘Mwo?kamu berani memutuskan Yoona,oppa? Sudah mendapat yang lebih cantik dari dia??siapa? member dari girl band mana?’

Andai saja dia tidak perempuan dan bukan satu management denganku, sudah aku tamper mulut tajamnya itu.


-Park Ha Ra POV-

Aku menutup teleponku. Mendengar suaranya benar-benar membuatku tenang. Hanya gadis bodoh yang menolaknya. Dan aku adalah pernah menjadi gadis bodoh itu. Sebulan setelah kejadian di supermarket itu, kita rutin mengirim sms satu sama lain. Aku tidak pernah tau dia siapa. Yang aku tau, dia hanya cowok yang kebingungan dikasir karena dompetnya ketinggalan dan aku yang tepat berada dibelakangnya menolongnya dengan membayar semua belanjaannya. Aku hanya memanggilnya oppa seperti apa yang diinginkannya. Tapi pada saat aku bertemu dengannya lagi di sebuah taman, aku tau siapa dia. dia bintang yang sangat terkenal. Dia dancing machine Super Junior yang punya berjuta-juta fans diluar sana. Dan pada saat dia menyatakan cintanya di taman itu, aku menolaknya. Bukan karena aku merasa rendah dan minder. Tapi tidak ada alasan aku harus menerimanya. Tapi donghae sepertinya tidak main-main dengan omongannya. Dia mengatakan bahwa dia akan berubah menjadi orang biasa bila sedang berada dekatku. Dia bukanlah lee donghae si dancing machine. Dia bukan bintang. Dia tidak punya berjuta-juta fans bila sedang berada dekatku. Dia hanya the ordinary donghae bila dia sedang disisi ku.

Aku mencoba mempercayainya. Terus mempercayainya. Rumors tentang dia dengan mantan-mantannya bukan hanya membuat telingaku panas. Tapi hati ini juga harus terus ditenangkan agar pikiranku tidak ikut kalut. Nitizen hanya tau Sunye Wonder girls dan Yoona Snsd hanya sekedar mempunyai kedekatan dengan donghae, tapi aku tau kenyataannya. Mereka adalah mantan pacar donghae. Dan memikirkan Yoona yang berada satu management dengan donghae membuatku agak sedikit pusing.

==========================================================================

Part Two

- Park Ha Ra (POV) -

Aku menepati janjiku pada donghae untuk datang ketempat dimana super junior akan perform. Aku mengerti bahwa hal yang sangat susah bila harus memintanya menjemputku. Kesibukannya benar-benar menyita waktu. Dan syarat dari management nya untuk selalu berhati-hati menjadi alasan susahnya kita bertemu.

Jujur saja, aku paling nggak tertarik dengan keramaian. Bolehlah sekali – kali jalan – jalan, shopping, tapi aku bukan tipe gadis yang harus tiap minggu keluar hanya untuk shopping. Aku lebih senang datang ke tempat – tempat baru ketimbang datang ke mall. Sepertinya Donghae tau akan hobby ku itu.

Pernah Donghae membawaku ke suatu tempat makan yang pemandangannya nya bagus banget. Nyaman dan bener – bener bebas kebisingan kendaraan. Jauh dari keramaian kota. Aku tidak pernah berfikir bahwa ini adalah cara Donghae untuk dapat menarik perhatianku. Hanya saja aku merasa sangat nyaman bila berdua dengannya. Tidak peduli apa label dia, tidak peduli berapa mantannya, asal dia bisa menghargai privacy ku, membuat ku nyaman, dan dia bisa menyayangiku, semua lebel yang ada di Donghae tidak akan aku permasalahkan.

Aku membawa mobil sendiri. Aku sudah siap dengan pakaian yang sangat biasa. Hanya kaos berwarna Biru, vest abu – abu dan jeans. It’s so simple. Aku turun dari mobil dan langsung membaur dengan para ELF yang sudah menunggu didepan panggung. Super Junior menyanyikan lagu barunya No other. Aku sempat berfikir, aku akan berjodoh dengan donghae bila dia bisa menemukanku di antara lautan ELF ini. Pikiran yang bodoh. Tapi pada saat part donghae, kita berdua benar-benar berkontak mata. Donghae benar-benar bisa menemukanku diantara lautan biru itu! Aku shock! Tapi kemudian aku berfikir, mungkin ini hanya kebetulan..benar, ini hanya kebetulan.

Ternyata yang hari ini akan perform bukan hanya Super junior, tapi SNSD juga akan tampil. Lautan biru ini membuat ku susah bernafas. Aku memutuskan untuk pergi dari tempat yang lebih tenang. Backstage terlarang untuk para ELF dan aku yang saat ini berpredikat sebagai ELF memilih untuk tidak mendekati tempat itu. Aku berjalan menuju tempat parker. Disini lebih tenang. Ternyata aku parkir persis disamping mobil Super junior dan SNSD. Aku baru akan menghubungi donghae tapi suara yang tidak asing membuatku mengurungkan niatku.

“kamu park ha ra?namja chingu nya donghae oppa?”Tanya seorang cewek berambut pirang padaku. Nada bicaranya ketus. Disamping gadis berambut pirang itu yang biasa dipanggil sica itu, berdiri gadis satu lagi yang juga terlihat angkuh. Dia mantan terakhir donghae. Yoona. Gadis didepanku ini harus diakui cantik, badannya pun sangat perfect. Dan yang membuatnya terlihat lebih sempurna bila berpasangan dengan donghae karena mereka sama-sama dancing machine di grupnya. Aku masih berfikir, apakah donghae gila memutuskan gadis itu? Dan apa bagusnya aku bila dibanding dia?

“Ne.. wegeroyo?”jawabku sopan

“ck…ck….selera donghae sudah berubah rupanya. Sekarang dia suka tipe cewek yang kaya gini?”dia memperhatikanku seakan aku bukanlah manusia

“Mianhae, do you have a problem with me?” kebiasaanku bila sedang sangat marah adalah mengucapkan kata-kata in English.

Itu adalah cewek ke 4 yang bertanya pertanyaan sama selama hampir 3 bulan aku jalan dengan Donghae. Marah pasti, tapi untuk apa dimasukin ke hati? Aku emang beda dengan semua mantan – mantan Donghae.

“chagiya..” seseorang memanggilku tepat disaat aku akan masuk mobil.

“hai….sorry, tadi aku pindah kesini soalnya..”aku tak melanjutkan karena sepertinya Donghae sudah tau jawabannya. Cewek yang tadi aku tinggalkan sekarang berjalan ke arahku. Aku nggak terlalu memperdulikan. Aku lebih memilih mengambil handphone ku dan mulai memencet tombolnya acak.


-Donghae POV-

Aku tak menemukan Ha ra di backstage.

‘apakah dia masih diantara kerumunan ELF? Sekalipun aku menelponnya,dia tidak akan tau karena sangat bising’ pikirku pada saat itu

Saat melewati ruang ganti SNSD aku mendengar coordi- noona sedang memanggil-mangggil Yoona dan Jessica. Dan aku tau, mereka tidak di situ saat itu. Yuri mengatakan pada coordi-noona bahwa Yoona and Jessica sedang kembali ke parkiran untuk mengambil Ipod yoona yang ketinggalan. Waktu yang pas. Aku harus bertemu dengan 2 orang itu lagi dan berkata tegas pada mereka untuk tidak lagi menganggu ku.

Ha ra tidak pernah tau, bahwa Yoona masih selalu menelpon atau sekedar mengirim sms padaku. Aku tidak pernah membalasnya tentu,tapi omongan Jessica selalu membuat telinga panas bila kita bertemu. Aku terkadang bingung, kenapa Jessica selalu ingin tau semuanya. Padahal masalah ada di aku dan yoona, bukan dengan dia.


-Park Ha Ra POV-

“hai donghae oppa…dance mu sangat memukau tadi”sapa Yoona manja

“oh..hai yoona..gumawoyo”jawab donghae tenang.

Donghae memperkenalkan 2 gadis didepanku padaku dan persis seperti adegan di film – film. Sang mantan yang tidak mau berjabat tangan dengan pacar baru dari mantannya.

“sekarang dia pacar oppa?selera oppa udah ganti?”Tanya Jessica sinis

Aku menghentikan pandanganku dari layar handphone.

“aneh banget dandanannya. biasa banget!! Nggak bisa sejajar sama oppa yang sempurna..” Yoona menambahi.

“ah.. dan keliatan minder banget ya kalo deket sama oppa?sampe nggak mau nunggu oppa di backstage? ck….ck….ck….jangan – jangan udah nggak ada yang mau sama oppa ya?sampe harus ngambil stock cewek yang kaya gini?”si Jessica masih tetap nyerocos.

Cukup! Stock? memang aku barang?bisa dijadiin stock?

“ Ya!!!kau!!” aku sudah bersiap untuk mengajukan keberatanku tapi Donghae sudah terlebih dahulu membuka mulutnya.

“Ya!! Sica!! Ada apa denganmu?apa urusanmu hah?” aku merasa tangan donghae menyentuh tanganku dan mulai menggemnya erat. Yoona sepertinya tau hal itu dan terlihat akan menangis.

“sebaiknya kau bawa temanmu ini yang hampir menangis. Make-up kalian bisa luntur kalo menangis” donghae berkata dengan nada yang dipaksakan sangat tenang.

Jessica menahan Yoona. Dia menatapku dengan tatapan sangat hina.

“aku cuma kasihan aja dengan gadis ini!! Dia keliatannya lugu banget, bisa – bisa dia bunuh diri lagi kalo oppa putusin dia…atau jangan – jangan oppa bisa bertahan sampai selama ini dengannya karena gadis ini belum ngasih apa yang oppa minta ya?”

Aku bersiap akan maju untuk membungkam mulut tajam cewek pirang ini.tapi genggaman donghae semakin menguat.

“ah…. Yang aku dengar, dia anak pengusaha terkenal di jepang sana ya? kau tertarik dengan hartanya oppa? Atau dengan tubuhnya?” Jessica melanjutkan kata-katanya.

Jantungku berdegup kencang. Ini sudah kelewatan. Aku tidak bisa menerimanya. Tapi entah kenapa aku hanya bisa terdiam. Seluruh kekuatanku untuk memaki balik Jessica seakan hilang. Aku terlalu shock!!

“Ya!! Jessica!! jaga omonganmu!!!”bentak Donghae sambil menarik tanganku pergi dari tempat itu.

Donghae mengambil kunci mobil dari tanganku dan mulai menyetir dengan kecepatan gila-gilaan. Dan aku hanya bisa terdiam. Aku tidak bisa menangis. Bukan. Aku tak mau menangis didepannya.


-Donghae POV-

Aku menarik paksa Ha ra yang sepertinya terlalu shock mendengar omongan Jessica sehingga tubuhnya memaku tak bergerak. Aku mengutuk diriku sendiri. Mengapa aku tak langsung memberi pelajaran Jessica karena omongannya dan malah pergi dari tempat itu. Pikiranku kalut. Aku tak berani melihat ha ra yang sekarang masih terdiam di sampingku. Kupacu gas mobil dengan kecepatan penuh dan baru sedikit aku turunkan kecepatanku setelah melihat tangan Ha ra yang gemetar.

Aku hentikan mobil dipinggir jalan. Ha ra masih diam. Dia pasti marah hingga tak bisa berkata apapun. Aku menggenggam tangannya yang gemetar.

“chagiya..Gwencanayo?” aku menatapnya tapi pandangannya tetap pada tangannya. Aku ulangi pertanyaanku dan dia tetap diam. Aku tarik tubuhnya kedalam pelukanku. Dia tak membalas pelukanku, tapi itu semakin membuatku menguatkan pelukanku. Aku benar-benar bersalah pada gadis yang sekarang berada di pelukanku ini. Namja chingu macam apa aku yang tidak bisa melindungi yeoja chingunya?? Aku kembali mengutuk diriku.

“mianhae…jongmal mianhae” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku.

Aku merasa pundakku basah. Dia menangis! Ini pertama kalinya aku melihat dia menangis. Aku tau, dia bukan gadis yang gampang menangis dan sekarang dia menangis karena aku!

Aku lepaskan pelukanku. Kuangkat wajahnya yang sekarang basah karena air mata. Pada saat memegang wajahnya. Dia benar-benar cantik meski tanpa make-up. Tapi yang aku lihat sekarang adalah wajah shock menahan marah. Dia belum berani menatapku sampai akhirnya kata-kata itu keluar dari mulutnya….


Part Three

-Lee donghae POV-

Dia belum berani menatapku sampai akhirnya kata-kata itu keluar dar mulutnya.

“Donghae-ah….” Dia menyebut namaku. Dia tidak menggunakan kata-kata sayang yang biasanya kita gunakan. Pikiranku sudah mulai kalut

“Donghae-ah…kita…kita…harus berfikir sendiri-sendiri dulu”

Kulepaskan tanganku dari wajahnya. Kutatap gadis didepanku lekat-lekat. Dia sudah menatapku sekarang dan aku melihat kesedihan yang teramat disana.

“Ya!! Park Ha ra!! Kau tidak mempercayaiku??”aku berbicara dengan sedikit berteriak.

‘berfikir sendiri-sendiri?? Bilang saja kau mau break denganku?’pikiranku mulai tidak bisa dikendalikan

“anieyo…aku hanya mau berfikir tentang aku..tentang hubungan kita..bukan memikirkan tentang omongan…”kata-katanya terputus. Aku bisa merasakan sangat berat mengucapkan nama dari orang yang telah menuduhnya yang tidak – tidak.

“jongmal mianhae donghae-ah…biarkan aku sendiri dulu…”

“perlu waktu berapa lama untukmu berfikir?”jawabku cepat

“Ya!! aku tidak akan membiarkan waktu mempermainkanku. Aku hanya butuh waktu untuk berfikir. Memangnya butuh berapa lama untukmu menyelesaikan suatu soal matematika yang sangat rumit sekalipun?” dia berkata setengah bercanda.

“Ya!! memangnya masalah ini sama dengan matematika? lagian aku juga bukan Kyuhyun yang jago menyelesaikan soal matematika dengan cepat”

“itu berarti tidak akan butuh waktu lama. Walaupun tidak akan secepat apabila Kyu mengerjakan soal matematika,tapi juga tidak akan selama bila aku harus menghitung orang yang berlalu-lalang di tempat ini. Tenang saja, aku tidak akan lari kemanapun. Jadi jangan menelpon dan mengirimiku pesan setiap saat. Arraseo?” dia mengucapkannya dengan sedikit bergurau. Aku tau, dia tidak ingin menangis lagi. Tapi kenapa aku malah merasa semakin sakit melihat senyumnya yang aku dengan sekuat tenaga dia buat agar terlihat alami.

Aku tak menjawab. Ku pacu mobil ke apartment Ha ra. Dan sesampainya disana aku menelpon eunhyuk untuk menjemputku. Aku masih memakai kostum menyanyiku.akan sangat mudah dikenali bila aku harus naik kendaraan umum. Kita menunggu di mobil dan aku langsung pergi saat melihat mobil Eunhyuk datang.


-Park Ha ra POV-

“Ya!! aku tidak akan membiarkan waktu mempermainkanku. Aku hanya butuh waktu untuk berfikir. Memangnya butuh berapa lama untukmu menyelesaikan suatu soal matematika yang sangat rumit sekalipun?” hanya kalimat itu yang muncul dikepalaku saat Donghae bertanya butuh berapa lama aku harus berfikir tentang hubungan ini.

Aku hanya bisa diam selama perjalanan menuju apartmentku. Kata-kata ku tertahan di tenggorokanku. ‘kenapa dia tak membelaku didepan ke-2 personil Snsd itu?kenapa dia malah membawaku pergi dan seakan mengiyakan apa yang dikatakan Jessica?’pikiran itu membuatku kalut.

Aku telah meminta Donghae membawa mobilku dan mengembalikannya nanti. Tapi dia menolak. Dia pasti sangat marah mendengar alasanku yang ingin ‘break’ dengannya. Jongmal! Aku hanya ingin berfikir!

“berfikir berarti mencari jawaban bukan membuatnya semakin rumit. Pilih jalan untuk membuat jawaban itu cepat ketemu bukan memilih jalan yang berputar-putar. Harus ada jawaban bukan malah membuat pertanyaan. Kamu cukup pintar untuk mencari jawaban itu. Karena itulah aku mencintaimu.” Donghae mengucapkan itu sesaat sebelum keluar dari mobilku. Aku terpaku tidak bisa menjawab. Mendengar suaranya saja benar-benar menenangkan. Sesaat sebelumnya aku berfikir tentang kata-kata putus tapi sekarang sepertinya kaya ‘berfikir’ saja membuatku menyesal.



Seminggu setelah kejadian aku dan donghae hanya berkirim pesan sesingkat mungkin. Donghae yang biasanya mengirimi ku pesan terlebih dulu. Isinya sama ‘sedang apa kau?ah..aku tau, sedang berfikir kan?lanjutkan..’

Dan aku hanya akan membalas ‘tentu saja sedang berfikir. Bukankah aku disuruh mencari jawabannya olehmu?’

Berfikir membuatku malas untuk keluar-keluar. Yang aku lakukan seminggu ini hanya kuliah-pulang-kuliah-pulang. Aku tinggal hanya berdua dengan dongsaengku, Han Jun. Seperti yang Jessica bilang, appa adalah pengusaha di jepang sana dan omma menemani appa disana.

“Pabbo Ha ra!! Bagaimana kau bisa termakan omongan nenek lampir pirang itu?pabbo!” aku mengutuk diriku sendiri.

Aku memang bodoh. Bagaimana mungkin donghae hanya memanfaatkanku? Status dia sebagai member Super Junior sudah cukup membuatnya bisa membeli mobil baru tiap bulan bila dia mau. Dia juga sudah bisa membelikan rumah yang bagus untuk ibunya di busan.

“Ya!!!Park Ha Ra pabbo!! Apakah dia pernah minta uangmu?apakah donghae pernah minta dibelikan sesuatu yang sangat mahal? Apa kau pernah mengeluarkan uangmu pada saat kau berkencan dengannya?” sekarang aku benar-benar seperti orang gila berteriak-teriak didepan cermin kamarku sendiri.

Tapi ada satu hal yang membuatku sangat sakit. Donghae menginginkan tubuhku?

“aku saja belum pernah berciuman dengannya! Bagaimana si Jessica bisa berfikiran seperti itu?memang tampangku terlihat murahan?” aku bisa gila bila terus memikirkan ini.

Saat melihat keluar jendela. Ternyata hujan sangat lebat. Aku bisa merasakan hawa dingin diluar sana. Dan hanya orang Gila yang mau keluar dalam udara seburuk itu. Han jun juga sudah menelpon bahwa dia akan menginap dirumah temannya saja karena cuaca sangat buruk.

Ting…tong….

‘bukannya Han Jun bilang kalo dia akan menginap di temannya? Apa dia nekat pulang? Ah..pasti dia lupa bawa kunci lagi! Aisshh..dasar anak itu’

‘Ya!! Han jun-ah.. Noona kan sudah bilang..’ kalimatku terputus. Itu bukan Han jun. secepat kilat aku tutup kembali pintu apartmentku. Sejenak aku berfikir, siapa tamu itu? Dia memakai penutup mulut dan topi. Badannya basah kuyup. Dia pasti bukan orang gila kan?

“Donghae!!” aku membuka kembali pintu apartmentku

“apa aku terlihat menakutkan?” dia bertanya dengan menggigil

“sedang apa kau?kenapa bisa basah kuyup seperti ini?” aku bertanya kebingungan

“bisakah kau mempersilahkan aku masuk dulu?aku sudah hampir mati diluar sini”

Donghae duduk disofa ruang tv. Aku mengambilkannya handuk dan pakaian Han Jun. adikku dan donghae memang mempunyai ukuran baju yang sama.

“Kau gila ya?memangnya naik apa kau kesini?” aku bertanya sedikit marah. Bukan marah. Tapi khawatir. Hanya saja aku aku tak ingin donghae melihatnya.

“biarkan aku berganti pakaian dulu, setelah itu baru aku menjelaskannya padamu” donghae masuk ke kamar mandi. Aku membuatkannya secangkir coklat panas. Tapi tiba-tiba aku teringat sesuatu. Dengan cepat aku menggedor pintu kamar mandi.

“Donghae-ah!! Keluarlah dulu!! Donghae-ah!!” aku berteriak dari luar kamar mandi. Dan betapa terkejutnya aku saat melihat donghae sudah memegang barang yang sesaat sebelumnya ingin aku ambil.

___________________________________________________________________________________-_


Part Four

- Park Ha Ra (POV) -

“Park ha ra, bukankah kau bilang akan berfikir?tetapi kenapa foto-foto kita bisa kau taruh dikamar mandi?sebentar lagi dinding kamar mandi mu bisa penuh karena foto-foto ini” bisa kurasakan wajahku merah padam.

Entahlah. Semenjak kata-kata ‘berfikir’ itu muncul, rasa kangenku pada donghae bertambah puluhan kali lipat. Aku mencetak foto-foto kita berdua dalam jumlah yang tidak sedikit. Han jun sempat protes karena aku menaruh foto-foto ku dan donghae didinding kamar mandi.

“Noona,kau apakan dinding kamar mandi? orang lain yang datang ke apartment kita pasti akan berfikir kalo kamar mandi ini adalah pameran foto donghae hyung” ucap Han jun pada saat dia melihat foto-foto itu.

Aku hanya menginginkan yang terbaik untuk hubunganku dan donghae. Mungkin hanya suggesti ku saja, tapi melihat senyum donghae membuat ku kembali bisa berfikir jernih. Senyum itu menjelaskan semuanya. hanya saja perasaan ini sempat goyah gara-gara omongan nenek lampir pirang itu.

Aku kembali ke dapur untuk mengambil coklat panas yang tadi sudah aku siapkan. Sepertinya wajahku lebih panas dari coklat panas yang aku buat ini. Aku duduk disamping donghae yang masih agak sedikit kedinginan.

“Ya!! Lee donghae! Apa kau sudah gila datang ke apartmentku dalam cuaca seburuk ini?” aku mulai membuka mulutku

“aku memarkir mobilku agak jauh dari apartmentmu karena aku takut ada yang mengenali mobilku. Dan ternyata aku lupa membawa payung. Jadilah aku membiarkan tubuhku kehujanan” ucapnya sambil menyeruput coklat panasnya

“memangnya tidak bisa menunggu hujannya reda? Atau kau bisa datang besok pagi?”

“Tidak!”


-Donghae POV-

Baru sesaat yang lalu aku sampai dormitory dan sudah akan bersiap-siap untuk pergi lagi. Eunhyuk sudah melarangku karena melihat cuaca yang sangat buruk dan melihat aku yang sedikit demam karena terlalu lelah. Aku tetap ngotot pergi. Aku ingin melihat Ha ra. Seminggu hanya berkirim sms tidah lebih dari 7 kali. itu berarti hanya 1 kali sehari. Aku tidak mendengar suaranya. Dia melarangku untuk menelponnya. Dan sekarang aku benar-benar merindukannya. Aku tidak peduli apa dia sudah menemukan jawabannya atau tidak. Bila dia belum menemukan jawaban atas pertanyaannya, aku akan membantunya menemukan jawaban-jawaban itu.

Aku memarkir mobilku agak jauh dari apartmentnya. Terlalu bahaya bila ada nitizen yang melihatku dan akan lebih membahayakan Ha ra bila ada ELF yang tau aku bertemu dengan Ha Ra. Aku baru 4 kali datang ke apartmentnya. Saat Ha ra sakit, saat Han Jun berulang tahun, saat aku dan Ha ra yang hampir ketahuan nitizen dan akhirnya mengurungkan niat kita untuk pergi dan memilih stay di apartmentnya dan yang terakhir ada insiden seminggu yang lalu.

Aku baru sadar kalo aku hanya memakai kaos tanpa jaket atau mantel yang bisa sedikit melindungi tubuhku dari rasa dingin. Tapi rasa kangenku padanya benar-benar membuatku sedikit gila. Disaat semua orang mencari tempat berteduh, aku malah keluar dari mobil dengan tanpa pelindung berupa payung atau jas hujan.

Aku yakin sekali Ha Ra tidak akan setega itu membiarkanku basah kuyup. Dan benar saja, aku melihat dia terlihat khawatir. Hanya saja ditutupi nya dengan nada bicara yang dibuat-buat agar terlihat sedang marah.

“memangnya tidak bisa menunggu hujannya reda? Atau kau bisa datang besok pagi?” Tanya Ha Ra padaku

‘pabbo!! Aku bisa mati saking rindunya padamu bila aku harus menunggu sampai besok pagi’ aku hanya bisa mengucapkan kata-kata itu dalam hatiku.

“Tidak!”hanya kata itu yang keluar dari mulutku

“Ya! Park Ha Ra..sudahkah kau menemukan jawaban-jawaban atau semua pertanyaan-pertanyaan mu?”

Dia diam. Apakah dia belum menemukan jawabannya? Aku sudah hampir putus asa. ‘Apakah hanya seperti ini jalan cerita cinta ku dengan gadis yang sangat aku sayangi ini?’ dia memang satu-satunya pacarku dari kalangan non-artist yang aku pacari setelah debut. Anehnya, justru dia yang paling mengerti keadaanku. Entah sudah berapa kali aku membatalkan acara kencan kita gara-gara schedule ku. Dia juga ternyata bukan gadis yang gila kepopuleran. Dia orang yang susah diajak ke tempat-tempat ramai meskipun aku sudah melakukan penyamaran. Dia pernah bilang ‘Kau tidak bosan terus-terusan berada di tempat yang crowded. Apakah kau tidak merindukan tempat-tempat yang nyaman dan tenang?’ dia benar. Aku sangat merindukan tempat-tempat seperti itu.

Disaat aku akan sudah akan melepas semuanya. aku merasa seseorang memelukku erat. Ha ra sekarang memelukku. Tidak ada air mata.

“mianhae…jongmal mianhae.. maafkan atas semua tindakan bodohku yang tak mempercayaimu.. atas semua pikiran-pikiran negative yang ada didalam pikiranku..” dia mengatakan itu tepat ditelingaku. Aku berusaha untuk melepas pelukan ini. Aku ingin dia mengatakannya dengan menatapku. Tapi usahaku gagal. Pelukannya malah semakin menguat.

“jangan membuatku semakin gila,lee donghae. Mungkin kau tak pernah tau usahaku mengendalikan diriku sendiri bila sedang merasa kangen padamu. Ingin rasanya aku pergi ke dormitory mu dan menyeretmu keluar dari sana lalu menemaniku walapun hanya berjalan-jalan sebentar.” Dia sedikit tertawa. Jantungku berdegup kencang. Aku rasa Ha ra juga bisa merasakannya.

“kalaupun kau hanya menginginkan hartaku, tak apa..tapi” aku melepas pelukannya paksa.

“Ya!! kau pikir aku seperti itu??apa yang ada dipikiranmu?apa aku pernah tau siapa kau sebelum kita bertemu?aku tau background keluarga mu juga dari mulutmu sendiri kan? Apa aku pernah memintamu membelikan sesuatu yang mahal? Park Ha ra!!apa serendah itu aku..” kalimatku terputus.. aku merasakan sesuatu kehangatan. Ha ra menghentikan omelanku dengan menciumku.


-Park Ha Ra POV-

Kubiarkan pria yang aku sayang didepanku ini mengomel sampai dia puas. Tapi sepertinya dia sudah benar-benar akan marah. Entahlah, aku hanya tak ingin dia terus mengomel yang bisa membuat keadaan semakin parah. Dan yang terlintas di otakku hanya menciumnya untuk membuatnya berhenti mengomel. Ini ciuman pertamaku. Bukan ciuman pertamaku dengan donghae. Tapi ini benar-benar ciuman pertama yang aku lakukan selama aku hidup. Mungkin tidak ada yang percaya, tapi lee donghae adalah pacar pertamaku. Dia chagiya pertamaku.

Ini hanya ciuman singkat. Hanya untuk membuat mulut manisnya berhenti mengomel. Tapi aku merasa sekarang wajahku sangat merah. Saat aku melepaskan ciumanku, aku melihat tampang shock donghae. Aku yakin ini bukan ciuman pertamanya tapi kenapa dia begitu kaget?

Takk!! “Auw…” aku menjerit. Donghae menjentikan jarinya di dahiku. Sekarang bukan saja pipiku yang merah tapi dahiku juga sangat panas sekarang.

“ciuman tiba-tibamu itu membahayakan, kau tau! Bibir mu bisa berdarah karena benturan yang tiba-tiba..dasar Pabbo!” aku merasa wajahku semakin merah sekarang.

‘aku telah memberikan ciuman pertamaku dan sekarang kau malah menertawakanku?’ pikirku. Tapi donghae tidak benar-benar ingin menertawakanku. Dia hanya ingin suasana kembali normal. Sekarang aku sudah berada dipelukannya lagi. Pelukannya yang hangat..tidak!! ini panas!

“ Lee donghae?? Kau demam?”aku langsung menempelkan telapak tanganku didahinya. Dia benar-benar demam dan aku baru menyadari wajahnya lebih pucat dari biasanya.

“kau pikir menunggumu ‘berfikir’ selama seminggu membuatku nafsu makan? Jam tidurku lebih kacau dari sebelumnya dan kau tau, sudah berapa member yang kena marah olehku hanya gara-gara masalah kecil. Siwon malah menyuruhku ke gereja untuk menenangkan diri”

Takk!! Sekarang gantian dahi donghae yang kena jentikan mautku.

“kenapa baru datang sekarang? Kenapa tidak berani mengatakan padaku bahwa kau merindukanku? Malah menyiksa dirimu sendiri?kau sangat lucu” aku sedikit menertawakannya

“Ya!! Park Ha Ra-shi..bukankah kau mengatakan butuh waktu untuk berfikir?” donghae mengajukan protesnya

“Kau pikir aku bodoh hingga harus membutuhkan waktu seminggu untuk menyelesaikan soal ‘matematika’ ini?” aku balik bertanya. Donghae sepertinya kehabisan kata-kata.

“baiklah. Sekarang istirahatlah dikamar Han Jun. atau kau mau aku antar pulang ke dormitory. Biarkan mobilmu disitu, besok baru diambil”

“setelah kau mengantarku, kau pikir aku tega membiarkanmu berkendara dalam cuaca seganas ini?aku tidur dikamar Han Jun saja. Tapi bagaimana dengan Han jun?”

“dia menginap dirumah temannya” aku menjawab singkat dan langsung pergi mencari obat dikotak obat.

“minum ini…” aku menyerahkan beberapa butir obat. “kau sudah makan?aku bikinkan makanan untukmu ya?” sesaat sebelum aku melangkahkan kakiku menjauh darinya, donghae menahan pergelangan tanganku

“kau pacarku atau omma ku? Masalah kita belum benar-benar selesai” donghae menatapku tajam dan menarikku untuk duduk disampingnya.

“aku tidak akan membiarkan nafsuku melahapmu habis-habis. Aku bukan pria seperti itu. Aku tidak akan menyentuhmu bila tidak kau sendiri yang memintanya tapi kalaupun kau memintanya, aku akan meminta pada kedua orang tuamu terlebih dulu agar aku diperbolehkan menikahimu” donghae mengeluarkan sebuah kotak dari sakunya. Didalamnya terdapat 2 buah cincin emas putih bertuliskan namaku dan nama donghae.

“ini bukan cincin untuk melamarmu..tapi cincin ini sebagai bukti bahwa seluruh pikiran dan hatiku hanya untukmu. Aku akan memakainya tepat disamping cincin dari omma karena kau harus tau, kau telah menjadi bagian yang sangat penting dalam diriku. Sebisa mungkin tidak akan aku lepas cincin ini”

Donghae memakaikan cincin itu pada jariku. Entahlah. Aku hanya bisa menangis bahagia. Aku beruntung telah bertemu dengan pria yang bernama lee donghae. Terlepas dari semua embel-embel ke-artis-annya. Aku mencintai Lee donghae sebagai apapun dia. dan aku yakin, dia mencintaiku karena diriku, bukan karena harta appa dan omma.




Aku menemani donghae perform disalah satu stasiun televisi. Kali ini aku menunggunya di backstage. Aku sedikit kurang enak badan karena terlalu lelah mengerjakan tugas kuliah yang dari semester ke semester makin sulit dipahami. Donghae tau kondisiku. Sebenarnya dia sudah melarangku untuk datang pada saat dia menelpon ku tadi pagi. Dia bilang akan menemaniku setelah pulang perform tapi aku ngotot ingin menemaninya. Aku benar-benar bosan melihat tugas-tugas kampus yang menumpuk itu. Aku butuh refresing.

Seperti biasanya, pairing Snsd dan Super Junior memang paling ditunggu. Special stage mereka kali ini menampilkan pairing dancing machine dari Snsd dan Super junior. Yoona pasti sangat menikmati ini.

‘ya!! Ha Ra!apa yang kau pikirkan?kau tidak percaya pada pacarmu lagi?’ aku mencemooh diriku sendiri.

Di ruang tunggu artis, aku ditemani oleh coordi-noona member Suju. Coordi-noona itu bercerita betapa kagetnya Donghae waktu tau aku adalah anak pengusaha terkenal. Dan coordi-noona itu juga meyakinkanku bahwa donghae benar-benar tidak tau aku siapa sebelumnya. Hal yang dia takutkan pada saat tau aku adalah anak pengusaha kaya adalah anggapan orang-orang tentangnya dan tentangku. Tapi sepertinya hanya Jessica yang berpikiran donghae itu matre.

“noona, kau bercerita apa saja dengan chagiya ku?” donghae tiba-tiba sudah berdiri didepanku.

“anieyo..kau habis ini masih harus perform, cepat ganti pakaianmu, aku akan membantu menyiapkan semuanya” coordi-noona itu pergi sementara donghae masih berdiri didepanku

“waeyo??sana ganti pakaianmu” aku menyuruh donghae pergi

“chagiya, gwencanayo?? Wajahmu semakin pucat. Ah, harusnya tadi aku benar-benar harus mencegahmu datang kesini” donghae memegang kedua pipiku

“anieyo..aku baik-baik saja.. aku akan menunggumu disini. Cepat pergi, manajer oppa bisa marah-marah kalo kau tidak segera ganti pakaian”

“arraseo..ingat, tunggu disini!”

Aku pergi ke toilet sebentar untuk melihat mukaku apakah sepucat itu sampai donghae benar-benar khawatir. Ternyata aku memang benar-benar berjodoh dengan Jessica. Aku bertemu dengannya lagi disana. Aku benar-benar tidak mood bertengkar dengannya kali ini. Aku langsung masuk ke salah satu bilik toilet dan mengacuhkan. Saat keluar dari sana ternyata Jessica sudah menunggu didepan toilet. Dia sekarang berada tepat didepanku dengan wajah menghinanya.

“Ya!! Park Ha Ra, ternyata cintamu benar-benar cinta mati ya? sampai membutakan pikiranmu!” dia mulai nyerocos. Aku biarkan sampai mulutnya berbusa. Aku benar-benar tidak menghiraukannya dan bersiap pergi dari tempat itu.

“I’m talking to you,bitch!” aku kaget mendengarnya. Ternyata bintang sepertinya bisa juga menggunakan kata-kata kasar.

“wow!ternyata bintang seperti bisa juga mengumpat. Aku kaget mendengarnya.”

“aku bingung denganmu. Sepertinya aku tidak punya masalah sama sekali denganmu. Kalaupun ada masalah, itu ada antara donghae dan yoona, bukan denganmu. Tapi kenapa kau marah pada ku? Bisa jelaskan kenapa kau sampai segitu marahnya padaku?” aku bertanya padanya dengan tenang. Dan ternyata dia hanya bisa terbata menjawab

“ka..karena yoona sahabatku!! Kau membuat hubungan yoona dan donghae hancur! Kau pengganggu!!” dia berteriak padaku

“sepertinya tidak. Hubungan donghae dan yoona sudah crisis dan saat itu aku belum bertemu donghae. Mereka putus dan saat itu aku baru bertemu donghae”

Dia tertawa. Benar-benar menertawakanku

“kau pelariannya. Kau tidak menyadarinya,hah?”

“anieyo.. kau kira aku langsung menerima pada saat aku tau siapa dia?ah..aku lupa mengatakan padamu, kalau aku pelarian, harusnya donghae mencari yang lebih dari Yoona bukan gadis biasa seperti ku. Bukankan sebelumnya kau mengatakan bahwa donghae hanya mengicar hartaku? Kalau dia matre, kenapa dia tidak mengincarmu saja?bukankah ayahmu juga pengusaha di amerika sana?dan bukankah…” aku menggantung omonganku

“Mwo??apa katamu!!”

“Jessica, aku bisa tau bagaimana sebenenarnya perasaanmu pada donghae. Kau bukan marah karena donghae tidak bersama yoona lagi, tapi kau marah karena dia tidak mengetahui perasaanmu padanya. Kau menyukai donghae. Dan saat Yoona ternyata berpisah dengan donghae,kau sebenarnya ingin mengutarakan perasaanmu pada donghae hanya saja ternyata sudah ada aku di hati donghae”

“Ya!! jaga omonganmu!!” Jessica sudah hampir menamparku. Tangan kananku menahan tangan kanannya yang sudah hampir mengenai pipi kiriku

“Jessica!! Iki bwoya?! Apa lagi yang kau lakukan!!” Ternyata donghae datang mencariku yang tidak ada di ruang ganti dan sekarang melihat pertengkaran kita berdua.

“apa kita harus melanjutkan pertengkaran ini dengan bahasa inggris sehingga hanya kita berdua yang mengetahuinya? Aku hanya ingin mengatakan padamu, kau bintang, jaga attitude mu!Keep your mouth!” aku berkata pelan padanya dan menurunkan tanganku.

“Ya!! Jessica! Apalagi ini?” donghae sekarang berdiri didepanku. Aku memang sudah malas melihat muka Jessica yang sekarang terhalang tubuh donghae

“aku benar-benar bingung denganmu Jessica. Dulu kau dongsaeng kesayanganku. Kenapa sekarang kau seperti orang yang hilang akal? Kau lupa kalo kau pernah bilang padaku untuk menganggapmu seperti dongsaeng kandungku sendiri? Kau lupa kalo Semua member Snsd adalah dongsaeng super junior. Apa kau lupa itu? Kita satu keluarga! Kita SM town! Tapi sekarang kenapa kau melihatku seperti orang lain? Mana senyum manismu pada oppa-oppa mu setiap Snsd dan Super junior bertemu?ada apa denganmu Jessica?” aku mendengar isak tangis. Dan saat melihat Jessica, dia benar-benar menangis. Bukan acting. Tapi dia benar-benar menangis. Dan sekarang donghae sudah memeluknya. Aku tau, itu pelukan seorang oppa kepada dongsaengnya. Aku bisa merasakan itu karena aku juga seorang kakak dan salah satu cara menenangkan adiknya adalah dengan memeluknya.

“Mianhae oppa..jongmal mianhae…” tangisnya semakin keras. Aku tidak akan mengganggu mereka. Biarkan masalah mereka selesai terlebih dulu. Aku menepuk bahu donghae dan meminta ijin untuk menunggunya di mobil. Dia sempat menahanku tapi aku menjawab dengan senyum yang mengartikan ‘tenangkan dia dulu…’




Aku menunggu donghae dimobil. Kepala sekarang mulai terasa berat sampai tak tau ternyata donghae sudah duduk di kursi kemudi.

“apakah dia baik-baik saja?” tanyaku padanya.

“ya…aku sudah menjelaskan semuanya padanya dan dia meminta maaf padamu atas semua sikapnya. Dia sebenarnya gadis yang manis hanya saja..”

“hanya saja dia mencintaimu tapi kau malah mencintaiku” aku memotong omongan donghae. Aku tidak cemburu padanya. Aku malah sekarang merasa kasian pada Jessica. Aku yakin betul dia mencintai donghae lebih dari yoona mencintai donghae pada saat itu. Tapi donghae hanya menganggapnya dongsaeng, tidak akan lebih. Dan pada saat Jessica tau donghae telah mempunyai kekasih baru, dia lupa bahwa selama ini perlakuan donghae hanya sebagai oppa..bukan chagiya padanya..dan menahan perasaan itu sangat menyakitkan.

“eh? Mworago?”donghae bertanya dengan nada kebingungan

“dia mencintaimu…masa kau tidak menyadarinya?” aku sedikit tertawa melihat ekspresinya

“kau tau apa kelebihanmu? Kau terlalu perhatian pada setiap orang. Kau sangat menyayangi orang-orang disekitarmu. Tapi itu juga menjadi kekuranganmu. Kau jadi tidak pernah tau bahwa ada orang-orang yang jatuh cinta padamu karena semua sikap manismu itu. Jessica mengalami hal itu. Kau hanya menganggapnya dongsaeng, tapi dia menganggapmu sebagai chagiya nya secara tersirat” aku mengatakan itu semua dengan menatapnya agar dia bisa melihat tidak ada kecemburuan didalam diriku. Dan kulihat donghae hanya diam.

“kau bukan playboy…kau hanya tipe orang yang selalu bersikap manis sehingga orang yang melihatnya akan berfikir itu adalah caramu untuk menarik hati seseorang. Aku percaya padamu. Kau bukan playboy. Dan aku tak ingin kau berubah menjadi orang lain, dalam hal ini berubah menjadi donghae yang tak care pada sekelilingnya dan berubah menjadi donghae yang hanya memikirkan aku saja. Kau punya super junior. kau hyung dari SHINee dan Kau adalah oppa dari f(x) dan snsd. Dan aku mencintai donghae yang mencintai orang-orang terdekatnya..” aku sadar donghae mulai mendekatkan wajahnya pada wajahku. Sekarang aku benar-benar sudah dekat dengannya

“chagiya..apa demammu membuatmu hilang akal?kau seperti omma yang menasehatiku setiap aku pulang kerumah,tau” donghae menertawakanku. Dia melakukannya lagi. Membuat suasana menjadi tidak aneh dengan sindirannya.

“ah..sudahlah..kau memang tidak pernah serius” aku membuang mukaku

“ya… sekarang aku serius, kau sudah minum obatnya?” aku hanya bisa menjawabnya dengan senyuman kecut ku.

“Ya!! park ha-ra-ssi!!cepat minum obatnya!”

“aku akan makan buah dan istirahat saja. Jangan paksa aku minum obat. Please…kau tau kan aku paling tidak bisa minum obat. Aku mohon padamu dokter donghae, jangan paksa aku minum obat” aku mulai merengek seperti anak kecil. Aku memang benci obat.

“Aku bersumpah! Bila kau tetap tidak mau meminum obatnya sendiri, aku akan membantumu meminum obatnya tapi melalui mulutku!” aku tersentak kaget. Ancaman yang manis bukan?

“arraseo…aku akan meminum obatnya..tapi bila nanti aku muntah dan semua mobilmu bau, jangan minta aku untuk mencucinya!arraseo?” donghae hanya tertawa.

Aku mencintainya…dia bukan playboy..tapi semua sikap manisnya membuat beberapa orang salah sangka.. tapi itulah dia.. aku mencintainya dengan apapun dia dan bagaimanapun dia..



Written by:

FADILAH FALAH SYIFA.

A true Korean Lover.


5 komentar:

Anonymous said...

well, for the beginner is good enough! touching! another story, FFS (Fadilah Falah Syifa).

K-Lovers said...

unnie FFS, minhyuk (cn blue) dengan sulli (fx) dibuat cerita cinta mereka dong. kayak anak2 sma gitu. soalnya sama2 imut sih.

Falah Syifa said...

@ anonymous : Thank you.. ^.^

Falah Syifa said...

@ K-lovers : Minhyuk masih SMA??hmmm... aku malah baru tau.. *plak! *dogampar boice
next FF bakalan ada anak-anak SHINee and f(x) yang jadi casts nya..
yang castnya anak-anak CN Blue menyusul ya..
Thanks for reading ^^

Anonymous said...

hahahaha...like this!!!
i felt like i'm in the middle of watching korean's drama...
thank you ^^

Post a Comment