Part 1.
Alunan piano mengalun indah dirumah megah ini. Seorang gadis sangat menikmati jari-jarinya menyentuh tuts piano. Dengan sesekali dia melihat keluar jendela. Sepi. Dia merasa hanya dirinya sendiri yang ada di dunia ini.
“nona… sarapannya sudah siap” seorang pelayan mendekatinya dan berkata dengan sangat sopan dan halus. Gadis ini menghentikan permainan pianonya.
“ne..ahjussi..aku akan segera makan” dia tersenyum dan mengalihkan pandangannya pada kursi roda yang tepat berada di sebelahnya. Dia berusaha mencapai kursi roda itu tapi badannya terlalu lemah. Si pelayan sudah akan maju untuk membantu tapi gadis itu menolak halus.
“tidak usah ahjussi..aku harus bisa sendiri..kalo begini saja aku tak bisa, aku benar-benar bukan orang yang berguna” sambil terus berusaha akhirnya gadis itu bisa memindah posisinya.
Di ruang makan, terdapat bingkai foto keluarga. Gadis itu tersenyum sebelum menyatap hidangannya.
“appa…omma…oppa… jalmokelsemnida” ada suara rindu yang teramat sangat disitu. Gadis itu berusaha memakan makanannya dengan lahap, tapi rasa kangen itu semakin menguat..
“what if……”gumamnya..
= flash back =
- Lee young na POV-
Aku bersemangat pagi ini. Tadi malam omma menelpon mengabarkan kalo omma dan appa akan pulang ke
“annyong… oppa.. hari ini appa dan omma akan pulang dari jepang. Bisakah ikut aku menjemput mereka di airport?” ucapku antusias melalui telepon
“mianhae.. oppa tidak bisa..” singkat. Aku tau alasannya.
“ah…arraseo.. tapi nanti oppa pulang ya untuk bertemu dengan mereka” ucapku sebelum mengakhiri pembicaraanku dengan oppa ku satu-satunya ini. Dia tidak menjawab.
“kalo oppa tidak menjawab berarti oppa akan pulang!! Sampai bertemu dirumah oppa” aku menekan tombol merah di hapeku.
‘dia pasti pulang. Aku tau oppa juga pasti kangen appa dan omma’
Appa dan omma datang dengan bawaan yang tak terlalu banyak. Bisa dilihat tasnya hanya berisi beberapa helai baju. Tentu saja dirumah masih ada baju mereka tapi ini terlalu simple. Benar saja. Mereka hanya 2 hari di
Aku berada dikamarku saat kudengar suara bentakan dari ruang keluarga. Rumah ini memang sangat besar tapi terlalu sepi sehingga suara sekecil apapun bisa terdengar. Aku tau itu suara bentakan appa. Aku berlari dari kamarku.
‘oppa…! dia pasti datang!’ aku berlari hingga menimbulkan suara gaduh. Aku melihat oppa duduk berhadapan dengan omma dan appa.
“ada apa ini?” tanyaku masih sambil mengatur nafas
“ya! anak kecil! Kembali ke kamarmu!” oppa menyuruhku kembali ke atas. Aku tak bergeming. Ku alihkan tatapan mataku pada omma, tapi omma tak mengatakan apa-apa. Tangan omma memegang tangan appa tanda menenangkan emosi appa.
“ada apa ini?” Tanya ku ulang “masih masalah perusahan lagi” lanjutku. Sekarang mereka semua menatapku. Aku tau. Pasti masalah ini.
“Lee young na, tidak usah ikut campur” oppa kembali memperingatkanku. Aku hanya tersenyum dan memilih duduk disamping oppa daripada kembali ke kamar
“kenapa kalian semua selalu memperlakukanku seperti anak kecil? Aku sudah kelas 3 Sma.. ah, anii.. aku sudah lulus. Seminggu lagi aku lulus. Dan kalian masih terus mengira aku anak kelas 2 SD yang menangis setiap mendengar bentakan?”
“anak ini! Oppa bilang diam!”
“arraso..kalo tidak ada yang mau mengatakannya padaku, aku yang akan mengatakan sesuatu hal..” aku terdiam sebentar
“hmm…. Aku memutuskan, mengambil kuliah manajemen di amerika” ucapku mantap. Omma dan appa terlihat shock mendengar berita ini. Dan aku bisa merasakan oppa menatapku tajam saat ini.
“Young na… ada apa ini sayang?”omma mulai membuka mulutnya. Aku bisa mendengar nada kelelahan disuara omma. Aku tau omma pasti juga lelah dengan pertengkaran anak dan ayah ini.
“anii…aku hanya ingin mengurus perusahan appa kelak…” aku tersenyum. Sebisa mungkin tidak memperlihatkan kesedihanku.
“jangan main-main young na! ini perusahan besar!” appa berkata tegas. Sekali lagi appa tidak mempercayaiku. Aku tau aku tidak punya otak sepintar oppa tapi Cuma ini caraku untuk membuat keluarga ini bersatu lagi. Membuat oppa dan appa tidak selalu meributkan hal yang sama berulang-ulang. Walaupun aku harus mengorbankan impianku selama ini.
“baiklah kalo itu keputusanmu. Besok appa akan urus semuanya. setelah hari kelulusan, kamu langsung pergi ke amerika.” Oppa pergi dari ruangan ini yang disusul oleh omma.
“huuuuaaah…” aku menyandarkan kepala ku ke sofa dan memejamkan mataku. Sebenarnya aku takut melihat tatapan orang disampingku. Tatapan oppa apabila sedang marah sangat menakutkan untukku.
“Ya!! Lee young na! tidak usah berpura-pura tidur” aku membuka mataku dan masih tidak berani menatapnya.
“wae oppa?” aku memberanikan diri menatap sosok disebelahku
“Iko mwoya??jangan bercanda di depan appa. Itu tidak lucu sama sekali”
“anii.. aku serius oppa. Aku akan kuliah di amerika..hmm.. aku akan melihat orang-orang cakep disana!pria-pria berambut pirang! Huuaaaahh.. aku benar-benar tak sabar” ucapku dengan nada antusias. Menutupi rasa takut didalam hatiku. Takut saat meninggalkan rumah ini semuanya malah bertambah rumit. Aku takut…
Oppa terdiam. oppa tidak menatapku lagi kali ini.
“jangan korbankan cita-citamu hanya untuk membuat oppa kembali ke rumah ini lagi young na…karena percuma saja..semuanya sudah sangat rumit untuk bisa diselesaikan…”
Part 2.
ini lah point sensitive itu! Aku benar-benar ingin keluarga ini kembali seperti semula. Aku ingin rumah ini hidup lagi dan bukan hanya aku yang hidup di rumah ini. Aku menahan air mataku tapi air mata ini sudah keluar sekarang. Aku menunduk dan menenggelamkan wajahku dibalik tanganku. Aku menahan tangisku agar tak terisak. Aku bukan gadis kecil lagi dan akan sangat memalukan bila harus menangis di depan orang lain sekalipun oppaku sendiri. Tapi air mata ini benar-benar tak bisa dihentikan sekarang. Baru tadi aku sangat-sangat berniat menyatukan keluarga ini tapi sekarang rasanya semua itu sudah sia-sia sebelum benar-benar dimulai. Aku masih sekuat tenaga menahan tangisku agar tak terisak tapi kurasakan tangan oppa memegang bahu kiriku dan menarikku kedalam pelukannya. Pelukan ini sudah lama sekali tidak aku rasakan.
‘Aku benar-benar merindukanmu oppa. Tolong kembalilah…’ Aku benar-benar terisak sekarang.
“hanya ini caraku agar oppa dan appa tidak bertengkar lagi…aku benar-benar sudah kehabisan akal oppa…”lanjutku.. dada ini terasa sakit sekali sekarang. Aku merindukan semuanya..
- Lee Sungmin POV-
Aku meminta ijin pada teukie hyung untuk tidak ikut latihan hari ini. Young na menelpon dan mengatakan appa dan omma akan pulang. Aku benar-benar ingin pulang. Anii..aku bukan hanya ingin pulang tapi aku ingin kembali ke keluarga itu. Keluarga yang seutuhnya.
Aku sampai didepan sebuah rumah. Megah. Sangat megah. Tapi aku tau, sehari-hari hanya ada 1 orang yang masih berusaha membuat suasana di rumah ini hidup. Lee young na. my dongsaeng. Adik perempuanku satu-satunya. Setelah aku pergi dari rumah dia benar-benar sendirian dirumah. Tinggal dengan puluhan pelayan tanpa ada satu anggota keluargapun yang menemaninya. Bila ada yang bertanya kakak macam apa aku ini? Aku benar-benar bukan oppa yang baik untuknya.
Aku masuk kerumah itu dan langsung menuju ruang keluarga yang dulu sangat ramai. Penuh canda tawa. Tapi sekarang hanya berisi foto-foto keluarga yang seakan tidak berharga lagi. Aku mempercepat langkahku agar tak melihat foto itu. Tapi aku tak bisa mengalihkan perhatianku di foto keluarga yang sangat besar yang dibingkai indah ditengah ruangan. Foto saat berlibur di Jepang. Semuanya tertawa bahagia. Tawa itu sangat aku rindukan.
“tuan muda.. Tuan dan nyonya sedang bersantai di ruang keluarga utama” pelayan yang sudah sangat lama bekerja untuk rumah ini. Yang sudah aku dan young na panggil ahjussi. Dia yang menemani young na selama ini. Mungkin saja Young na lebih menganggap ahjussi sebagai keluarganya dibanding aku, omma dan appa.
Appa menyambutku dengan dingin. Tidak ada kata-kata yang menyejukan dan menenangkan pikiranku lagi bila aku dekat dengan appa. Yang ada sekarang hanyalah pertengkaran dan ucapan-ucapan bernada emosi. Aku seperti tidak lagi mengenalnya.
“Sungmin-ah.. duduklah…sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu nak?” aku mendengar nada takut dan lelah di suara omma. Aku tau, omma juga bisa merasakan bara pertengkaran yang masih tetap ada diantara appa dan aku.
“aku baik-baik saja omma.. maafkan aku tadi tidak bisa menjemput di bandara”
“anii.. gwencana…” tidak ada pembicaraan setelah itu. Aku tidak melihat young na. dia pasti di kamarnya.
“mau apa kau kesini? Bukankah grup SUPER JUNIOR mu itu sedang sibuk-sibuknya?” penekanan pada kata super junior benar-benar memperlihatkan kebencian appa.
“tenang saja appa. Aku juga disini karena young na yang meminta pada ku. Aku sebentar lagi akan pulang ke dormitory” aku tersulut emosi
“Ya!! KAU!!SUPER JUNIOR MU ITU BENAR-BENAR SUDAH MERUBAH JALAN PIKIRANMU HAH?!APPA TIDAK HABIS PIKIR! KAU LEBIH MEMILIH MENJADI PENYANYI DAN MELEPASKAN IMPIAN KELUARGA INI AGAR KAU BISA MENJADI PENERUS DARI PERUSAHAN INI!” appa mulai berteriak padaku
“bukan impian keluarga ini. Tapi itu adalah impian appa.” Aku menjawab ketus.
“KAU!” appa tidak melanjutkan ucapannya. Suara gaduh menghentikan pertengkaran ini dan kulihat Young na berlari dari kamarnya di lantai 2. aku sangat rindu padanya. Aku sama-sama hidup di
Young na secara mengejutkan mengatakan bahwa dia akan melanjutkan kuliahnya di Amerika. Dan pada saat itulah aku mengutuk diriku sendiri. Aku benar-benar membuat semuanya menjadi rumit dan sekarang aku harus rela impian adikku sendiri kandas demi menyelamatkan keluarga ini.
“what if…Oppa bukan member super junior mungkin semuanya tidak akan serumit ini” ucapku lirih pada gadis yang kupeluk saat ini. Tangisnya benar – benar pecah sekarang dan aku merasakan rasa sakit ini semakin menjadi.
Semua member super junior mengenal young na walaupun mereka tidak pernah melihat sosok Young na secara langsung karena memang Young na tidak pernah mau dikenalkan kesiapapun. Sangat berbeda dengan noona dan dongsaeng dari member super junior yang lain. Mereka sangat akrab satu sama lain. Sudah seperti keluarga. Dan parahnya Young Na Aku tak pernah tau alasannya.
Aku menaruh foto young na di kamarku. Dan anggota Super junior hanya berkomentar ‘kau sangat sayang pada adikmu tapi kenapa kalian tidak pernah benar-benar dekat?adikmu benar-benar cantik’ aku pernah sangat dekat dengannya. Walaupun sejak kecil aku dan dia tidak pernah satu sekolahan. Dia tidak pernah mau bersekolah di satu sekolah yang sama denganku. Dia lebih memilih bersekolah disekolah biasa. Kalangan biasa. Dia benar-benar gadis yang sangat manis dan senang tersenyum pada siapapun. Hatinya benar-benar tidak pernah ternoda sedikitpun dari rasa sombong. Dia rela memberikan semua uang tabungannya untuk membantu sebuah panti asuhan yang sudah akan ditutup tanpa bantuan appa. Tapi sikapnya sangat tertutup pada teman-temannya. Bahkan aku tidak pernah melihat ada teman-temannya yang pernah datang ke rumah. Sekali lagi aku tak pernah tau alasannya.
aku berjanji akan menemaninya hari ini. Hari terakhirnya di
- Lee Young Na POV -
~ Pyuhngsaeng gyuhte isseulge (I do) Nuhl saranghaneun guhl (I do) Nungwa biga wado akkyuhjumyuhnsuh (I do) nuhreul jikyuhjulge (I do) ~
“ ini masih terlalu pagi untuk menelpon” aku mengomel saat mengangkat telepon
“yoboseo?”
“kau belum bangun? Sudah jam berapa ini? Kau mau menghabiskan hari terakhirmu dikorea hanya untuk tidur?” seseorang mengomel diseberang telepon. Aku langsung melihat layar teleponku dan terdapat nama ‘my sungmin oppa’. Seketika aku langsung bangun dari tidurku. Kantukku lenyap seketika.
“ne?mworago?..mianhae..oppa.. tapi ini masih jam 8 pagi oppa..”aku kelabakan sendiri. Oppa menelponku pagi-pagi bukan hal yang sering dilakukan seorang lee sungmin.
“oppa menunggumu sarapan dibawah. Langsung mandi!Palliwa!” telepon terputus. Aku masih terdiam. Mencerna setiap kata yang baru saja aku dengar.
‘Mwo?oppa ada disini?’ aku melompat dari tempat tidur dan langsung keluar kamar untuk memastikan apa yang tadi saja aku pikirkan. Dan memang benar. Sungmin oppa ada disini! Dirumah ini! Aku langsung menuruti perintah. Setelah selesai mandi aku langsung turun dengan terburu-buru. Entahlah. Aku seakan takut oppa tiba-tiba berubah pikiran dan pergi sebelum aku menemuinya.
“bisakah tidak berlari-lari dirumah?” aku hanya menjawab dengan senyum. Ini memang kebiasaanku yang tidak pernah bisa hilang. Membuat gaduh. Aku hanya ingin membuat suasana dirumah ini ramai. Dengan aku membuat gaduh, seisi rumah pasti akan mulai mengomel dan aku sangat menikmati suasana seperti itu. Karena aku merasa sangat diperhatikan bila mereka sedang mengomel.
“semuanya sudah siap?kalo masih ada yang kurang, oppa akan menemanimu membelinya” aku tersedak saat oppa mengatakan hal itu.
“mwo? jinjaro oppa?oppa akan menemaniku hari ini?” aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar. Tapi perasaan khawatir ini muncul lagi..
“Ne… Lee young na..” oppa meneruskan makannya
“arraseo! Kalo begitu oppa harus memakai kostum yang sudah aku siapkan” oppa menatapku aneh
“kostum?apa maksudmu? Oppa pakai pakaian ini saja!”
“ahjussi… bisa tolong ambilkan pakaian sungmin oppa?” ucapku dengan memberi kedipan mata pada pelayan yang sudah aku anggap pamanku sendiri ini. Dan ahjussi mengangguk tanda mengerti.
Ahjussi kembali dengan membawa semua yang memang dari dulu sudah aku siapkan. Aku lupa sudah aku siapkan dari kapan pakaian ini. Aku sangat ingin jalan dengan oppa ku. Tapi tidak dengan Lee sungmin Super junior. aku ingin jalan dengan oppaku yang aku kenal sebelum debut sebagai super junior. yang tidak dikenal oleh siapapun. Sekarang didepan sungmin oppa sudah ada kaos, jaket, penutup mulut dan kacamata yang sewaktu SMA pernah oppa pakai.
“Ya!! iko mwoya? Andwae! Oppa tidak akan memakainya. Oppa akan tetap memakai pakaian ini”
“oppa…aku hanya mau jalan denganmu tanpa seorangpun tau oppa adalah anggota super junior” aku memang sangat tidak suka ada orang lain yang memperhatikanku selain keluargaku sendiri. Aku tidak suka orang lain tau aku adik lee sungmin dan anak dari pengusaha sukses Lee.
“memangnya kenapa? Aku tinggal bilang lewat cyworld kalau kau adikku. Semuanya beres” aku terdiam. Kembali menghabiskan makananku yang masih tersisa. Aku tidak pernah bisa memaksa oppa.
“arraseo…arraseo…oppa akan memakainya” aku tersenyum dan oppa pergi untuk mengganti pakaiannya.
‘tuhan…bila kau bisa menghentikan waktu ini…tolong hentikan waktunya sekarang…agar aku bisa terus merasa sebahagia ini…’ pintaku dalam hati
Aku memilih berbelanja pakaian musim dingin di Lotte mall. Mulanya aku masih menikmati hang out bareng oppa karena memang ini pertama kalinya aku jalan dengannya setelah ia debut. Oppa sudah menyamar dengan sangat rapi dan aku pun ikut-ikutan menyamar untuk menghindari kemungkinan terburuk. ELF masih mengenali sungmin oppa. Dan benar saja. Keadaan tidak sesuai seperti yang aku harapkan…
Sekarang semua orang sedang menatapku dan oppa.
“oppa..aku mohon bawa aku keluar dari tempat ini…” aku meminta dalam hati..

Waktu bersiap makan siang di sebuah restaurant di mall itu, ELF sudah mulai mengerubungi restaurant dan bersiap dengan HP berkamera di tangan mereka. Aku sudah mulai pusing. Aku benar-benar tidak ingin mereka tau siapa aku.
“pakai jaket oppa! Tutupi kepalamu dengan tudung kepala. Kita keluar dari restaurant ini sekarang.” Sungmin oppa menaruh jaket dibadanku yang sekarang seperti hilang akal karena aku hanya bisa diam. Oppa mendekatkan mukanya pada mukaku dan memegang pipiku
“gwencanayo.. oppa tidak akan pernah bilang bahwa kau adalah adikku. Sekarang kita harus pergi.” Oppa meraih tanganku dan aku hanya menyembunyikan wajahku layaknya seorang tahanan. Aku benar-benar takut. Tanpa kusadari oppa sudah merangkul pundakku. Mendekatkan tubuhku dengannya saat akan melewati ELF yang sudah siap dengan kameranya. Aku mendengar teriakan nama oppa dan tentu saja mereka semua bertanya ‘nuguseyo oppa??itu yeoja chingumu?” wajahku benar-benar pucat sekarang.
Aku dan oppa berlari kecil untuk menghindari serbuan ELF dengan oppa masing merangkulku erat. Sesampainya di mobil aku masih tidak bisa berkata apa – apa.
“gwencana??Ya! Lee young na…gwencana?” aku hanya menjawab dengan anggukan.
- lee sungmin POV-
“sial! Kenapa mereka masih mengenaliku??”aku sekarang menuju ke sebuah restaurant untuk menghindari tatapan-tatapan curiga padaku dan Young na. benar saja penyamaranku gagal karena sekarang diluar restaurant sudah sangat banyak orang yang memandangku dan gadis yang sekarang berada didepanku.
Young na terlihat sangat takut. Dia terus menundukan wajahnya menghindari sorotan mata mereka dengan rambut panjangnya yang sekarang tergerai. Aku sangat ingin bertanya padanya kenapa dia sangat takut orang lain tau bahwa dia adalah adik seorang lee sungmin. Dia tidak jelek. Seperti member super junior bilang dia malah sangat cantik. Tapi aku mengurungkan niatku karena sekarang gadis didepanku benar-benar seperti mayat hidup. Wajahnya sangat pucat. Aku menaruh jaketku padanya dan menyuruhnya memakai tudung kepala di jaketku. Aku memegang tangannya yang sekarang sangat dingin. Aku menggandengnya keluar dari restaurant tapi sepertinya akan sangat tidak aman bila seperti ini. Akhirnya aku memutuskan untuk mendekatkan tubuhnya denganku agar aku bisa benar-benar melindunginya. Aku bisa mendengar mereka menyebut-nyebut namaku dan bertanya siapa gadis yang sekarang aku peluk ini. Aku hanya bisa menjawab mereka dengan senyuman.
Sesampainya di mobil, Young na masih tidak berbicara. Dia masih sangat shock. Setelah di mengangguk dan mengatakan dia tidak apa-apa aku memutuskan untuk langsung pulang. Aku sama sekali tidak memikirkan omelan manajer nanti karena kejadian ini. Aku hanya ingin melindungi adikku. Setidaknya sebelum dia pergi ke Amerika.
Aku membantunya berkemas dikamarnya. Kamarnya masih tetap sama. Berwarna pink dengan semua stuff yang juga dominant pink. Ini lah salah satu alasan mengapa aku juga menyukai warna pink. Karena young na juga sangat suka warna pink. Setiap melihat warna pink, yang ada dipikiranku hanya Young na. dan setiap melihat warna pink, aku juga merasa Young Na sedang memikirkan ku.
~ Pyuhngsaeng gyuhte isseulge (I do) Nuhl saranghaneun guhl (I do) Nungwa biga wado akkyuhjumyuhnsuh (I do) nuhreul jikyuhjulge (I do) ~
telepon young na berdering. Dia memakai nada dering Marry You pada lyric yang dinyanyikan olehku.
“yoboseo? Ah… omma..” wajahnya riang saat menerima telepon ini. Tapi sedetik kemudian wajahnya berubah muram
“ah… arraseo omma.. gwencana.. aku besok akan diantar ahjussi..ne, omma.. saranghaeyo omma…appa…” dia menutup teleponnya.
“waegereyo??”
“omma dan appa tidak bisa mengantarku besok. Rencananya omma akan pulang hari ini tapi ternyata appa akan bertemu klien di
‘sial!! Dan aku besok juga tidak bisa mengantarnya!’ aku mengutuk diriku sendiri.
“Bukankah oppa besok akan ke
“Ne..oppa besok harus berangkat dan jamnya keberangkatannya ternyata juga sama dengan pesawatmu. Mianhae Young na…” aku sekarang melihatnya yang duduk disamping tempat tidurnya. Diam. Menghentikan aktivitas berkemasnya.
“gwencana oppa..” aku mendengar nada kecewa dikata-katanya. Tapi aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa.
‘aku benar-benar bukan oppa yang baik untukmu Young na..jongmal mianhae..’ kata-kata itu tersendat di tenggorokanku.
Jam 9 pagi aku dan member super junior yang lain sudah berada di bandara. Seperti biasanya ELF juga sudah stand by disana. Tapi kali ini perhatian mereka lebih kepadaku. Akibat insiden kemarin, ELF masih penasaran siapa yeoja yang bersamaku. Aku hanya menulis ‘aku sedang bersedih…sekarang aku single lagi…kita putus’ di Cyworld ku. Biarlah mereka berspekulasi siapa mantan pacarku daripada berspekulasi siapa adikku.
Aku melambaikan tanganku pada ELF sesaat sebelum benar-benar pergi tapi pandangan mataku terhenti di dua sosok yang sekarang sedang berpelukan.
“Young Na!!dengan siapa dia? itu bukan ahjussi!! Ah!!sial aku tidak bisa mendekatinya!! Dan namja itu kenapa seperti menyamar?pakaiannya sangat tertutup dengan topi, kacamata dan masker!” sesaat aku terus menatap mereka. Aku benar-benar ingin tau siapa namja itu tapi berarti sama saja aku membunuh adikku sendiri.
“siapa namja itu?aku tidak pernah tau Young Na punya pacar! Anii.. dia bahkan tidak pernah punya teman dekat! Haaaiiisssh… situasi ini membuatku gila!”pikiranku benar-benar kalut.
“Hyung..palliwa..kita harus sudah pergi” Ryeowook menyenggol tanganku tanda memperingatkan.
komunikasiku dan Young na mulai membaik justru pada saat young na di amerika. Aku menyempatkan bertelepon atau bertemu online dengannya minimal satu kali dalam sehari. Aku benar-benar merasa bersalah padanya. Aku membuatnya melepas cita-citanya menjadi seorang pianis dan kini aku membiarkannya sendiri berjuang di negeri orang. Tanpa omma, appa, aku dan ahjussi. Terkadang bila aku menelponnya, aku bisa mendengar suaranya parau. Aku tau dia baru saja menangis tapi dia hanya berkata ‘disini sangat dingin oppa. Aku berkali-kali kena flu’. Dia berbohong. Tapi disisi lain aku juga mengkhawatirkan hal itu. Dia sangat lemah dari kecil. Sangat berbeda denganku. Makanannya harus sangat diatur karena dia punya banyak sekali alergi. Dan bila aku mengingat hal itu aku semakin mengutuk diriku sendiri.
“yoboseo?ah oppa.. waegereyo?” Young Na mengangkat teleponnya. Aku berniat bertanya tentang namja yang memeluknya tempo hari di bandara.
“Young na, kau punya namja chingu??”
“mwo?” dia agak sedikit kaget.
“anieyo oppa. Aku tidak punya namja chingu saat ini” aku tidak melanjutkan pertanyaanku. Mungkin dia belum benar-benar bercerita semuanya padaku.
3 tahun sudah berlalu. Hari ini adalah hari ulang tahunku. Omma sudah menelpon ku tadi pagi. Semua member tentu saja sudah memberiku ‘surprise’ berupa pengkuncian dikamar mandi yang di pimpin oleh heechul hyung. Ryeowook membuatkan kue tart yang belum sempat aku makan karena schedule yang sangat padat. Hari ini aku harus latihan untuk comeback stage super junior di album ke empatnya seminggu lagi.
“mungkin dia sangat sibuk dengan tugas kuliahnya. Dia tidak mungkin lupa”
Super junior latihan di gedung SM entertainment. Dari lantai 2 tempat latihan bisa langsung melihat keadaan luar gedung SM Entertainment. Dan saat ini banyak sekali ELF yang duduk menunggu di sepanjang jalan. Aku melambaikan tanganku pada mereka dari dalam tempat latihan. Mereka berteriak sambil mengangkat balon sappire blue.
Aku mendengar mereka mengatakan ‘saengil chukahamnida Lee sungmin’.
aku masih memegang I-phone ku. Aku tidak ingin melewatkan telepon dari Young Na.
~bounce to you bounce~
“Hyung.. waegereyo? Teleponmu berbunyi. Apa kau tidak menyadarinya?” Kyuhyun mendekatiku dan melihatku aneh
“Ya! tentu saja aku tau! Pabbo! Tapi aku tidak mengenal nomernya”
“angkat saja hyung..kalo orang iseng, langsung matikan saja” benar kata kyu. Aku mengangkat teleponku dan kaget saat aku pertama kali mendengar suaranya.
“oppa.. kenapa kau lama sekali mengangkat telepon mu?” dia memanggilku oppa. Tapi tidak mungkin. Ini nomer
“yoboseo?oppa??”
“Lee Young Na??” aku akhirnya berhasil mengeluarkan suaraku
“Ne…oppa.. ini aku Young na.. saengil chukahamnida oppa… sekarang kau sedang latihan ya oppa? Kau terlihat capek”
“eh…ne?terlihat?kau melihat oppa?” aku celingukan melihat sekitar tempat latihan. Young Na tertawa.
“Ya! dimana kau?” aku berteriak yang membuat member super junior yang berada di tempat latihan melihatku sekarang.
“lihat ke luar jendela oppa. Bisa temukan aku dikerumunan ELF ini?” aku memandang keluar jendela. ELF saat ini sangat banyak. Ditambah lagi mereka membawa poster, nama dan balon sapphire blue. Aku mencari sosok Young na tapi aku tetap tidak menemukannya.
“oppa… lihat ke arah jam 2 mu. Sudah melihatku?” aku melihatnya! Ah rambutnya sekarang pendek. Dia benar-benar cantik
“saengil chukahamnida oppa… aku sangat merindukanmu.. bisakah kita bertemu di lobby SM Entertainment?” aku terdiam. Dia mau bertemuku di tempat umum. Dia sudah mau terbuka sekarang.
“oppa.. kau masih disana??oppa?” aku tersadar dari lamunanku
“eh… ne! cepatlah kesini. Oppa menunggumu di lobby” aku menutup teleponku. Tapi baru saja aku membalikan tubuhku aku mendengar decit mobil dan suara teriakan.
Jantungku berdegup cepat. Aku berlari kembali ke jendela dan aku melihat tubuh Young Na tergeletak di jalan dengan berlumuran darah. Tubuhku menegang dan tanpa pikir panjang aku berlari. Pikiranku benar-benar kalut. Aku meyakinkan diriku sendiri itu bukanlah sosok Young Na. aku menerobos kerumunan orang. Aku tidak peduli ELF berteriak karena melihatku tanpa pengawalan bodyguard berada sangat dekat dengan mereka. Aku terus berusaha melihat siapa orang yang tertabrak dan seketika lututku lemas saat melihat tubuh yang sekarang tak bergerak itu adalah Young na.
Aku berlutut memegang tubuhnya. Aku mendekatkan wajahku pada mukanya. Aku merasakan dia masih bernafas. Tenggorakanku tercekat. Aku tidak bisa mengatakan apapun bahkan kata-kata untuk berteriak ‘cepat panggil ambulance’ aku tak bisa.
“Sungmin! Apa yang kau lakukan!! Cepat bawa dia ke mobil!! Heechul sudah ada di dalam mobil! Kita langsung ke rumah sakit” Leeteuk hyung berkata sambil membantuku membawa Young na. keadaan disekitar tempat ini masih sangat penuh sesak. Dan ternyata semua member sekarang sedang berusaha mencarikan jalan untukku dan leeteuk hyung yang sekarang membawa young na.
Aku sampai dimobil dan sekarang tubuh young na ada dipangkuanku. Aku memegang erat telapak tangannya.
“Young na…young na…bangunlah…oppa mohon…young na” aku terus memanggilnya. Sekarang bajuku penuh dengan darah young na. aku merasa darah mengucur dari pelipis kepalanya. Tapi aku tau young na masih hidup.
“young na…ini ulang tahun oppa.. tolong bangunlah… ucapkan selamat ulang tahun pada oppa secara langsung…oppa mohon…” air mataku menetes sekarang. Aku sangat takut hal terburuk menimpa adik satu-satuku ini.
Heechul hyung mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh. Aku tidak sempat memikirkan apa-apa lagi. Aku hanya ingin Young na cepat mendapat pertolongan.
“tolong jangan tinggalkan oppa…oppa sangat menyayangimu young na…oppa mohon…” aku mengatakan kata-kata itu tepat di telinganya sesaat sebelum young na dibawa ke ruang gawat darurat.
Aku menunggu didepan ruang operasi. Semua member super junior dan manajer juga ikut menemaniku. Bajuku masih penuh dengan darah segar Young na. aku tidak mempedulikan omongan kyu yang menyuruhku untuk berganti pakaian. Aku tidak ingin meninggalkan tempat ini. Aku benar-benar takut saat aku kembali ketempat ini, aku hanya akan menemui sosok young na yang sudah tidak bernyawa lagi.
“tuhan… aku mohon padamu… jangan ambil dia sekarang…aku mohon…aku belum menjadi oppa yang baik untuknya…aku mohon…”aku terus berdoa. Aku meneteskan air mataku.
“Kau boleh ambil semua milikku. Popularitas, harta, kepintaran…aku tidak membutuhkannya! Aku hanya ingin adikku.. aku mohon…jangan ambil dia…aku masih membutuhkan tawanya…aku masih membutuhkan sosoknya… aku mohon tuhan…” tubuhku gemetar. Saat ini aku hanya bisa berdoa…
2 jam kemudian pintu operasi terbuka. Dokter keluar dan langsung bertanya siapa anggota keluarga pasien.
“dia bisa diselamatkan…tapi…kemungkinan dia akan cacat permanent...” badanku lemas. aku jatuh terduduk. Pertahananku benar-benar runtuh sekarang.
“mengapa harus Young na yang kembali menderita?” aku berlutut masih didepan ruang operasi.
- Lee Young Na POV-
Besok oppa berulang tahun. Aku memutuskan untuk pulang ke
Aku langsung menuju gedung SM entertainment. Disana sudah sangat banyak ELF yang menunggu super junior. aku melihat oppa melambaikan tangannya kea rah ELF dari lantai 2 gedung SM entertainment. Oppa sangat keren. Dia bertambah keren untuk persiapan album ke empat super junior ini. Aku ingin tau reaksinya saat melihat aku sudah ada di
Aku ingin tertawa saat oppa terlihat shock mengetahui aku sudah berada di
Oppa menemukanku. Aku mengatakan akan bertemu oppa di lobby. Aku berlari tanpa memperhatikan dengan betul keadaan jalan pada saat itu. Dalam sekejab aku merasa tubuhku terbentur sesuatu yang berat dan aku merasa tubuhku beradu dengan aspal jalan. Penglihatanku membuyar. Aku hanya mendengar suara dengingan yang memekakan telinga.
Sekarang aku seperti melihat slide-slide kehidupanku. Aku yang diajak main oppa sewaktu kecil karena tidak punya teman. Omma yang memarahi ahjussi karena lupa telah menaruh minyak ikan ke makananku yang membuatku sesak nafas untuk beberapa saat. Appa yang memberikanku hadiah seekor kucing saat ulang tahunku yang ke delapan tahun. Halboji yang mengendongku bila aku sedang menangis dan halmonie yang menyuapiku kimchi setiap aku makan. Aku meneteskan air mataku. Aku merindukan mereka.
“Young Na…” aku merasa seseorang memanggilku
“Halboji…halmonie…”aku memeluk mereka erat. Aku merindukan mereka. Tapi aku merasa tubuh mereka sangat dingin.
“halboji…halmonie…apakah kalian kedinginan?badan kalian sangat dingin..” aku sangat mengkhawatirkan mereka.
“anieyo Young na… kami semua baik-baik saja…apakah kau meerindukan kami? mau ikut halmonie dan halboji ketempat yang lebih indah dan tenang?” aku terdiam. Aku sangat merindukan nenek dan kakekku ini.
“meong…meong…” aku merasakan bulu halus mengelus-ngelus kakiku. Minnie!! Itu kucingku!
“Minnie..aku merindukanmu…jangan tinggalkan aku lagi!! Arra?”aku menggendongnya.
“apa halboji dan halmonie yang selama ini merawat Minnie?” mereka mengangguk.
“apa kau tidak mau merawat Minnie dengan tanganmu sendiri?” halmonie bertanya padaku
“tentu saja aku mau halmonnie” aku memeluk Minnie semakin erat.
“kalau begitu…ayo ikut halmonnie dan halboji…” mereka sudah mengandeng tanganku. Aku masih terdiam ditempatku.
“halmonie..halboji..dimana omma..appa dan oppa?” mereka hanya menjawab dengan senyuman.
“mereka pasti akan menyusul kita nanti…”Halboji memegang pundakku.
“Tapi aku belum mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung pada oppa” aku mendengar seseorang memanggilku. Sepertinya dari tempat sangat jauh karena aku hanya mendengarnya sayup-sayup.
“Oppa!! Itu suara oppa!” aku berteriak girang dan memandang ke arah halboji dan halmonie. Mereka hanya tersenyum.
“Young na…. Lee young na….ini oppa….kau belum mengucapkan selamat ulang tahun pada oppa… kau juga belum memberi oppa hadiah…Young Na… apakah kau mendengar oppa?” suaranya semakin jelas. Aku mendengar setiap kata yang diucapkan oppa. Aku merasakan suara oppa seperti orang yang sangat-sangat sedih.
“halboji..halmonie..tidak bisakah kita pergi bersama oppa?”
“tidak bisa Young na…” Halboji menjawab sambil memegang rambutku.
“aku tidak bisa meninggalkan oppa halboji…aku ingin bertemu dengannya…”
“berarti kau tidak mau ikut halboji, halmoni dan Minnie?” halmonie hampir menangis sekarang.
“aku akan ikut kalian…pasti aku akan ikut kalian…tapi tidak sekarang…biarkan aku mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan suatu kado untuk sungmin oppa..” aku membiarkan Minnie lepas dari tanganku. Aku memandang halboji dan halmonie
“aku pasti akan bersama kalian…tolong tunggu aku…dan tolong rawat Minnie sampai aku benar-benar bisa merawatnya sendiri…”halboji melepaskan tangannya dari pundakku.
“Lee Young Na… oppa mohon bangunlah…” aku merasakan tanganku dipegang erat oleh seseorang. Aku mencoba membuka mataku perlahan.
“Young na! kau sudah sadar?” aku melihat oppa sangat lelah. Sudah berapa lama aku disini. Aku masih bingung.
“oppa…”
“jangan berkata apa-apa dulu..oppa akan menemanimu…”
“saengil chukahae oppa…” oppa terduduk disampingku. Dia menangis. Tangannya masih menggenggam tanganku erat. Aku bisa merasakan tangannya gemetar.
“nado gwencanayo oppa…” aku berusaha menenangkannya. Badanku sangat lemas. Aku bahkan tidak bisa menggerakan anggota tubuhku. Rasanya seperti tubuh ini bukan milikku lagi. Karena pengaruh obat, aku kembali tertidur. Keesokan harinya aku tidak menemukan Oppa. Badanku masih sangat sakit.
Aku berusaha untuk duduk. Sangat sulit. Bahkan kakiku tidak bisa digerakkan. aku masih berusaha untuk duduk bersender. Seorang suster masuk dan membantuku.
“suster..sudah berapa lama aku pingsan?” aku bertanya padanya
“anda sudah 2 hari tidak sadarkan diri” aku menggumam
“suster, bolehkah aku bertanya sesuatu?” suster itu memandangku. Sesaat sebelum aku bertanya, seorang dokter datang.
“sudah bangun lee young na? sudah merasa baikan?” dokter tersebut bertanya dengan sangat halus. Dengan senyum tersungging di wajahnya. Seakan aku anaknnya sendiri. Aku menjawab dengan senyum.
“Dokter, kenapa kaki ku tidak bisa digerakan??” senyum dokter itu hilang. Begitu juga suster yang tiba-tiba menghentikan kegiatannya mengganti infusku.
“Lee young na…mungkin ini akan sulit mu menerima semuanya dengan cepat. Tapi dokter yakin, kau adalah gadis yang kuat…dan hal ini tidak akan membuatmu patah semangat” aku bingung. Apa yang dokter ini ingin katakan.
“akibat benturan keras di kepalamu, membuat saraf penggerak dikakimu lumpuh” badanku lemas. Aku tidak akan bisa berjalan lagi? Aku kehilangan fungsi kaki ku? Aku merasa kepalaku sangat pusing sekarang. Penglihatanku menghitam. Membuyar.
- Lee sungmin POV-
Aku terbangun. Sudah 2 malam aku menunggui Young Na dirumah sakit. Aku meminta ijin pada member super junior dan manajer untuk menemani Young na sampai young na sadar dan sampai omma – appa pulang dari jepang. Aku pergi ke kantin rumah sakit sebentar untuk membeli kopi panas. Aku tidak menghiraukan tubuhku yang sudah hampir ambruk ini. Yang ada dipikiranku hanya Young Na.
Saat aku kembali dari Kantin rumah sakit, aku melihat beberapa suster berlari. Perasaanku langsung tidak enak dan benar saja. Mereka berlari ke arah kamar Young Na. aku berlari. Menjatuhkan kopi yang baru saja aku beli. Aku masuk dan melihat badan Young Na sedang dipasang alat pernafasan. Aku panik dan langsung mendekatinya.
“dia pingsan lagi setelah tau keadaan yang sebenarnya” dokter itu berkata singkat.
“beri dia semangat…hanya itu yang bisa kau lakukan untuk adikmu” dokter dan suster itu keluar. Aku sekarang melihat wajah Young na. dia menangis. Bahkan saat tak sadarpun dia menangis. Aku menggenggam tangannya erat.
“Young Na.. oppa akan selalu ada disampingmu…Oppa akan selalu menjagamu…” aku membisikan kata-kata itu ditelinganya. Aku mencium kening Young na dan mengelus rambutnya. Ini benar-benar janjiku padanya.
= Flash back End =
- Lee Young Na POV-
“omma…appa…oppa…Jalmokelsemnida” aku memulai memakan makanan yang tersedia di meja besar ini. Sendiri. hanya ahjussi yang sekarang berada di sampingku. Aku memandang foto keluarga di ruang makan ini. Difoto itu mereka tersenyum. Kapan terakhir kali aku melihat senyum seperti itu.
“what if…” aku menghentikan makanku.
“ahjussi.. bisa tolong antar aku ke taman
“baik nona…” ahjussi mendorong kursi rodaku.
“ahjussi menunggu di mobil saja. Aku bisa kesana sendiri. kalo aku butuh sesuatu aku akan menelpon ahjussi. Oh ya ahjussi, tolong jangan katakan aku sedang dimana pada siapapun.” Ahjussi mengangguk. Aku mengendarai kursi rodaku kearah taman. Dibawah pohon yang rindang. Aku memegang notes kecilku yang berisi semua yang ada dipikiranku. Aku sangat nyaman berada disini. Melihat anak-anak kecil bermain dan tertawa. Orang tua yang menghabiskan sore mereka bersama anaknya disini. Aku merindukan kebersamaan ini.
Cuaca hari ini sedang tidak baik. Baru 15 menit aku disini sudah mulai datang gerimis. Aku tidak menelpon ahjussi untuk menjemputku. Aku ingin melakukannya sendiri. tapi ternyata hujan semakin lebat. Kursi rodaku tiba-tiba tidak bisa digerakan. Aku berusaha mencari penyebabnya. Aku sangat kesulitan menggapai roda bawah di kursi rodaku. Sepertinya remnya mengunci rodaku. Badanku sudah mulai basah kuyup.
“pakai jaketku. Diam! Aku akan membantumu” seseorang memakaikan jaket ke badanku dan membantuku mendorong kursi rodaku. Aku tidak bisa melihat wajahnya tapi wangi parfum di jaket ini sangat aku kenal. Itu bukan wangi parfum yang semua orang punya. Aku menengok ke belakang. Orang tersebut memakai topi dan masker mulut tapi aku tau siapa dia. Dia sudah berhasil menjalankan kursi rodaku dan membawaku ke sebuah saung untuk berteduh.
“gomawo sudah menolongku. Sebentar lagi ahjussi akan menjemputku. Maaf merepotkanmu.” Aku berkata tanpa memandangnya. Aku mencari telepon ku tapi dengan cepat dia mengambil teleponku sebelum sempat aku menelpon ahjussi.
“kita perlu bicara Young Na..” dia berjalan didepanku dan menatapku sekarang.
“kau tau aku seperti orang gila mencari keberadaanmu. Hatimu sudah mati rasa,huh?” dia menaikan nada bicaranya. Tapi dia pantas marah. Aku memang benar-benar sudah tidak punya hati hingga mengacuhkan perasaannya. Aku tau dia mencariku tapi aku mengacuhkannya. Tapi aku tidak pernah menyangka dia masih tetap mencariku disaat tau kondisiku. Aku lumpuh.
“kemana saja kau selama ini?kau tau, kau membuat mood ku berantakan! Kau tidak pernah memberi tau kalo kau telah pulang dari amerika. Aku tau kau pulang ke
“Kau tidak perlu mencari orang cacat sepertiku Young saeng” aku menatapnya sekarang. Aku dan young saeng terdiam. Dia sudah tidak lagi menatapku.
Aku bukan yeoja chingu Young saeng. Tapi dia selalu memperlakukanku seperti aku adalah yeoja chingunya. Aku sangat bahagia ada orang yang mencintaiku disaat aku memang membutuhkannya. Tapi aku tak pernah menerima cintanya. Karena dia adalah personil SS501. boyband yang bahkan jumlah fansnya mengalahkan fans dari Super junior. dia bintang! Dan aku tak pernah bisa hidup bersama seorang bintang. Aku terkadang mengutuk diriku sendiri. mengapa aku tidak merasa bahagia disaat orang lain sangat menginginkan berada di posisiku sekarang.
Waktu itu appa dan omma pulang ke
Setelah kejadian itu, aku menjadi lebih-lebih tertutup. Aku tidak ingin bertemu siapapun. Aku tidak ingin bertemu member super junior. aku tidak mau bertemu young saeng dan member SS501 yang lainnya. Aku menutup diriku. Sekarang aku lebih merasa semuanya menjadi lebih buruk.
Orang lain yang melihat posisiku pasti mengira aku adalah orang aneh. Aku mempunyai appa seorang pengusaha terkenal. Mempunyai oppa seorang member super junior dan dicintai oleh Young saeng, member SS501. tapi aku tidak pernah merasa nyaman dengan ini semua.
“what if kau bukan anggota SS501. mungkin aku akan sangat mencintaimu sekarang..” itu yang aku katakan saat Young saeng menyatakan cintanya padaku 4 tahun yang lalu. Itu membuatnya sangat marah besar. Benar-benar alasan yang tidak masuk akal memang.
“siapa yang menyuruhmu mencintaiku sebagai member SS501?? Aku mencintaimu bukan sebagai Young Saeng yang berada di atas panggung dan teriakan namanya oleh para triple S! aku mencintaimu sebagai aku yang biasa. Yang benar-benar menyukai bahkan diawal kita bertemu!kenapa kau tidak pernah merasakan ini, hah?”
“aku tidak bisa berfikir seperti itu…mianhae..” begitulah aku menolaknya. Aku gadis bodoh yang menolak cinta dari orang-orang sekelilingku dan alasan dari semua itu hanya aku yang mengetahuinya.
Hujan sudah mulai reda. Aku dan youngsaeng tidak mengobrol apapun. Jaketnya masih menutupi tubuhku.
“gumawoyo Young Saeng…” aku melepas jaketnya dari tubuhku. Dia tidak menerimanya. Aku menatapnya. Dia berdiri tepat disampingku. Masih menggunakan topinya.
“kau bisa dikenal kalo tidak menggunakan jaketmu” aku mencoba agak bergurau dengannya. Setidaknya ini rasa terima kasihku padanya karena telah membantuku dan meminjamkan jaketnya.
“pakai saja..aku tidak peduli bila memang mereka mengenalku.. yang aku pedulikan sekarang adalah orang yang aku cintai menemukan kebahagiaannya” aku terdiam. Dia masih mencintaiku dengan fisikku yang sudah cacat. Aku mengalihkan pandanganku darinya dan bersiap untuk pulang. Dia menahanku. Dia mengahadapku sekarang. Kedua tangannya berpegangan pada lengan kursi rodaku. Menatapku dingin.
“setelah aku menyelesaikan semua perkataanku, aku akan mengantarmu pulang. Kalau kau menolak, Demi Tuhan besok kau akan lihat namamu dan fotomu terpampang di cyworld ku. Aku tidak akan keberatan mengatakan pada semua orang bahwa aku mencintaimu.” Suaranya dingin. Dia benar-benar marah. Aku melihat kemarahan yang sama seperti 4 tahun lalu saat aku menolaknya.
“entah sudah berapa kali aku mengatakannya padamu. Tapi kali ini aku ingin kau mendengarkannya dengan hatimu” dia mendekat dan mencondongkan badannya.
“saranghae Lee young na. jongmal saranghae. Aku tidak tau kenapa kau menutup dirimu dari cinta di sekelilingmu. Tapi aku mohon padamu. Bahagialah dengan kehidupanmu. Dan aku mau aku ada diantara orang-orang yang akan membuatmu bahagia” aku merasakan bibirnya menyentuhku. Tangan kirinya memegang pipi kiriku dan tangan kanannya memegang leherku. Dia menciumku lembut.
“ini cinta Young Na…” dia menatapku dalam dan membiarkanku menatap matanya. Dia memelukku erat. Aku merasakan detak jatungnya. Aku merasakan kehatangan tubuhnya. Dan aku merasakan rasa cintanya padaku masih tetap sama tapi…
“mianhae Young Saeng…jangan mencintaiku lagi…” dia melepaskan pelukannya. Aku memberikan jaketnya dan pergi dari tempat itu.
Aku menuju mobil dan melihat ahjussi sudah menunggu disana. Ahjussi membantuku naik ke mobil. Dan didalam mobil aku benar-benar tidak bisa menahan tangisku. Aku menangis. Aku sangat mencintainya. Tapi aku tidak akan egois dengan menerima cintanya. Aku hanya gadis lumpuh. Aku mencintainya dan sangat mencintainya. Dan beginilah caraku mencintainya. Membiarkannya melupakanku dan mencari gadis yang lebih baik dariku.
Ahjussi melihat kehancuranku. Aku benar-benar rapuh sekarang. Aku menangis hingga nafas ini seakan berhenti. Aku merasakan tangan ahjussi menepuk-nepuk pundakku. Dia seperti halboji. Memberiku ketenangan saat aku menangis. Tanpa sadar aku menangis didekapan ahjussi. Dadaku sangat sakit. Bahkan aku merasa sebentar lagi aku akan kehabisan nafas. Aku hanya menangis.
“mengapa aku harus dilahirkan dengan semua keadaan ini ahjussi? Tidak bisakah aku hidup normal? Aku ingin keluarga yang menemaniku makan, bercenda-gurau disaat senggang, dan pergi berekreasi bersama disaat libur musim panas… aku merindukan saat itu ahjussi…” aku semakin terisak. Ahjussi membiarkanku mengeluarkan semua penatku. Pikiranku. Semuanya yang selama ini aku pendam.
Sesampainya dirumah badanku lemas. Aku meminta tolong pada ahjussi untuk mengantarku ke kamar. Aku tidak tau ternyata sudah ada sungmin oppa sudah ada didalam. Aku terlambat menyembunyikan wajahku yang masih basah karena air mata. Mataku sudah sangat bengkak. Orang pasti langsung tau aku baru saja menangis.
“Ya!! lee young na? waegereyo?” sungmin oppa mendekatiku. Dia menatap mukaku. Aku hanya tersenyum.
“gwencana oppa. Aku lelah. Bolehkah aku kembali ke kamar?”
- Lee Sungmin POV-
Aku membiarkannya masuk ke kamar. Aku mencari Ahjussi. Aku harus tau apa yang sebenarnya terjadi.
“ahjussi, ada dengan Young Na? Demi Tuhan jangan membuatku semakin menjadi kakak yang tidak becus mengurus adik satu-satunya! Tolong ceritakan semuanya Ahjussi”
“Baiklah tuan… tapi sebenarnya nona Young Na tidak pernah cerita hal yang sebenarnya. Saya hanya akan bercerita seperti yang saya lihat saja” ahjussi mulai bercerita.
Aku kembali ke dorm. Aku naik ke lantai 11, ternyata Semua member sedang bersantai disini karena waktu off sehari yang diberikan manajer pada kami. aku membuka pintu kasar.
“Ya! Lee sungmin! Kau bisa menghancurkan pintu itu!” Heechul hyung membentak.
“mianhae hyung. Tapi aku ingin bertanya pada kalian semua.
“waegereyo hyung?” Ryeowook bertanya.
“ada yang tau atau tidak?” aku bertanya sekali lagi. Semuanya menggeleng tanda tak tau.
“Chakamaneyo, sepertinya aku tau hyung. Aku pernah melihat mereka keluar dari sebuah apartment bersama-sama saat aku lewat apartment mereka. Semoga saja apartment mereka belum pindah”
“Kau ikut aku Kyu! Sekarang!” aku sedikit membentak. Aku tidak mendengarkan Heechul hyung dan Leeteuk hyung yang terus bertanya. Kyu meminta agar dia saja yang mengendarai mobilku karena melihat emosiku yang bisa saja mengancam nyawanya dan nyawaku di perjalanan nanti. Sesampainya aku di apartment, sangat mudah untuk mencari dilantai SS501 tinggal. Hampir semua boyband mengalami hal sama di dormitory mereka. Corat-coret disepanjang dinding dormitory. Jadi sangat mudah mengetahui dilantai mana mereka tinggal. Aku memencet bel apartment. Aku sebisa mungkin meredam emosiku. Pintu terbuka dan Voila.. Young saeng sendirilah yang membukakan pintu. Aku melayangkan bogem mentah padanya. Dia terhuyung mundur. Kyu sudah berhasil menahanku.
“KAU NAMJA CHINGU ADIKKU
“Ya!! ada apa ini??” Hyun Joong berada di tengah-tengah antara aku dan Young saeng sekarang. Secara tiba-tiba Young saeng berhasil memukulku sekarang. Hyung Joon menahannya dan Kyu masih mengunci tubuhku. Aku masih berontak.
“DAN KAU!! KAKAK DARI LEE YOUNG NA YANG TIDAK PERNAH SEKALIPUN PERHATIAN DENGAN ADIK SATU-SATUNYA!” dia tidak kalah keras berteriak.
“semuanya berhenti berteriak!Sungmin-ssi.. tolong mengerti ini adalah dormitory kami. kau tidak punya hak untuk membuat gaduh disini” Hyun Joong menenangkan kami. aku masih menatap Young Saeng marah.
“mianhae.. tapi aku ingin mencari kejelasan dari mulut Young Saeng sendiri”
“apa yang ingin kau tanyakan? Kau ingin bertanya mengapa Young Na menangis kemarin?”
“Ya! hyung! Kenapa kau tidak sopan? Panggil dia hyung..” si maknae Hyung joon memperingatkan hyung-nya itu
“Dia tidak pantas di panggil hyung! Dia bahkan tidak pernah menganggap adiknya ada!” aku sudah hampir memukulnya lagi tapi kyu berhasil menahanku.
“apa pernyataanku salah? Kau bahkan tidak pernah tau alasan mengapa Young Na selalu menutup dirinya. Itukah yang disebut kakak? Tidak pernah tau keadaan adiknya yang sebenarnya. Kau mungkin juga tidak pernah tau alasan mengapa Young Na selalu menyembunyikan identitasnya selama ini.” Aku terdiam. Dia benar.
“jangan bertindak seakan kalian mengenalku” aku berbalik dan menyadari Young Na sudah ada di
“aku yang mengenal diriku sendiri. aku yang tau diriku sendiri. jangan berlagak kalian mengenal hidupku” dia menatapku dan Young saeng dengan air mata yang hampir terjatuh.
“aku tidak butuh kalian memperhatikanku! Urusi saja hidup kalian sendiri!” Young Na bersiap pergi. Aku yakin dia menangis sekarang. Aku bersiap mengejarnya tapi Young Saeng mengentikanku.
“aku sangat mencintainya. Bahkan dengan kondisinya yang seperti itu aku masih tetap mencintainya. Aku bukan namja chingunya. Tapi rasa cintaku tidak pernah berkurang untuknya. Aku mencintainya. Sangat mencintainya.” Aku mendengar nada suaranya bergetar. Walaupun aku seorang pria, tapi aku bisa merasakan rasa cinta yang teramat dari Young Saeng untuk Young Na.
~ Bounce to you bounce ~ bunyi teleponku memecahkan keheningan. Nama ahjussi tertera di layar teleponku.
“Tuan! Tolong saya… Nona pingsan…saya…” aku memutuskan pembicaraan. Aku berlari meninggalkan ruangan itu. Aku melihat Young Na pingsan di kursi rodanya. Dia tidak pingsan. Dia masih sadar tapi nafasnya tersengal-sengal. Dia memegangi dadanya.
“Young Na?? gwencana?” aku memegang mukanya dan badannya sangat dingin.
“Kyu? Tadi dimana kau memarkir mobil?” aku menaikan nada suaraku.
“aku memarkirnya agak jauh hyung.. aku tidak mau ada yang mengenali…”
“arrggghhh!” aku berteriak. Aku melihat members SS501 datang berlari kearah kami. aku mengangkat tubuh Young Na. dia masih tersengal memegang dadanya. Aku terus mengajaknya berbicara. Ini seperti de javu. Aku pernah mengalami hal ini sebelumnya.
“oppa mohon padamu… sekali lagi bertahanlah” aku berkata padanya saat aku berlari ke arah parkir mobil.
“Hyung… kita pakai mobilku.” aku menerima tawaran young saeng. Sekarang bukan saatnya memenangkan ego.
-Lee Young Na POV-
Aku langsung meminta ahjussi menemaniku ke dormitory SS501 saat tau ahjussi sudah bercerita tentang hubunganku dengan Young saeng pada sungmin oppa. Aku merasa sungmin oppa pasti saat ini sedang ada di dorm SS501 yang mungkin saja salah mengartikan hubunganku dengan Young saeng. Benar saja. Aku mendengar pertengkaran mereka. Dan andai Triple S dan ELF tau idola mereka bertengkar karena sangat menyayangi gadis lumpuh sepertiku, mungkin saat ini aku sudah menjadi bahan ejekan di seluruh
Mereka semua terdiam saat mengetahui keberadaanku. Aku mengutuk diriku sendiri karena membuat semuanya bertambah buruk.
“aku tidak butuh kalian memperhatikanku! Urusi saja hidup kalian sendiri!” aku meninggalkan tempat itu. Aku merasa dadaku sangat sakit sekarang. Aku ingat, aku hanya makan sangat sedikit tadi pagi. Aku tidak memakan obatku. Dan tenagaku hampir habis karena menangis seharian. Aku memegang dadaku. Aku mulai sulit bernafas. aku terisak. Sakit ini benar-benar tidak biasanya.
“ahju….ssi…aku…” aku tidak kuat melanjutkan ucapanku. Sesaat sebelum aku kehilangan kesadaranku aku mendengar seseorang berkata padaku.
“oppa mohon… kali ini bertahanlah” aku akan mencoba bertahan oppa. Aku tidak bisa mengatakannya. Tapi aku memang benar-benar ingin bertahan. Aku belum memberikan kado ulang tahun untuk oppa diulang tahunnya karena aku kecelakan.
Akhir-akhir ini halmonie dan halbojie selalu datang dalam mimpiku. Mereka selalu mengajakku pergi dengan mereka. Aku menyanggupinya. Aku tau akan pergi. Fisikku sudah sangat lemah. Aku tau waktu ku tidak akan lama lagi.
“aku benar-benar akan pergi dengan halboji dan halmonie. Aku berjanji. Tapi biarkan aku memberi kado terakhir untuk oppa. Aku tau oppa sangat menyayangiku. Karena itulah, aku ingin memberinya senyuman dan hadiah terakhir sebelum aku benar-benar pergi”
Saat aku sadar. Oppa dan Young saeng berada di sampingku. Aku merasa badanku sudah ditempeli alat-alat aneh. Aku tau aku dirumah sakit sekarang. Aku melihat mereka sangat mencemaskanku. Aku tersenyum. Aku melihat halmoni dan halboji sedang memandanku dari ujung ruangan. Aku tersenyum pada mereka.
“tunggu aku halmoni..halboji..minnie..aku akan bersama kalian sebentar lagi..” ucapku dalam hati. Mereka mengangguk. Aku tau hanya aku yang bisa melihat mereka sekarang.
Kesehatanku semakin memburuk. Sudah seminggu aku dirumah sakit tapi aku bahkan tidak bisa menggerakan tubuhku. Aku hanya bisa berbaring. Saat oppa, ahjussi, omma, appa dan Young saeng sedang tidak menjagaku. Aku tau ada yang selalu menjagaku. Mereka adalah halmonie dan halbojie.
“halmonie…halbojie…aku sudah tidak kuat lagi…tapi aku belum memberikan hadiah itu pada oppa…bisakah kalian membuatku bisa bangun dari tempat tidur ini…” keesokan harinya dokter mengatakan pada omma dan appa bahwa kondisiku membaik. Aku tersenyum. Itu berarti hidupku memang hanya tinggal sebentar lagi.
- Author POV-
Young Na kali ini meminta bantuan dari ayahnya agar dia bisa menjadi bintang tamu dalam suatu acara dimana super junior juga menjadi bintang tamu disana. Ayahnya menuruti permintaan putrinya tersebut.
Keesokan harinya Young Na yang ditemani oleh ahjussi datang keacara tersebut. acara itu bertajuk ‘miracle’. Mewujudkan impian seseorang melalui idolanya. Sungmin sangat terkejut melihat Young Na berada dihadapannya. Tak terkecuali semua member super junior.
“annyeonghaseo.. Lee young na imnida” young na memperkenalkan dirinya.
“Young Na-ssi… apakah kau fans super junior?” Young Na mengangguk.
“siapa member yang paling kau sukai?” pembawa acara itu bertanya lagi
“Lee sungmin…” itu membuat semua ELF berteriak.
“ah… Young Na-ssi… apa impianmu selama ini?”
“aku ingin memberi sebuah hadiah untuk oppaku. Harusnya aku memberi kado ini pada saat ulang tahunnya tapi saat itu aku kecelakaan dan aku belum sempat memberikan hadiah ini pada oppa” suasana menjadi hening
“apa hadiah yang ingin kau berikan pada oppa mu?”
“aku dapat menyanyikan sebuah lagu Marry you milik super junior didepan orang banyak.” Lee young na tersenyum.
“hanya itu?”
“Ne…karena hanya itu yang bisa aku lakukan sekarang…aku sering memainkan lagu itu dulu dengan oppa” Young na menuju sebuah piano dengan kursi rodanya. Dia tidak bisa memainkan piano bila masih diatas kursi roda. Dia berusaha memindahkan badannya dari kursi roda ke kursi untuk bermain piano. Lee sungmin bangkit dari duduknya dan mengangkat tubuh young na dan memindahkannya. Suara yang tadinya hening menjadi sangat ramai sekarang. ELF berteriak iri melihat sungmin menggendong young na. mereka masih tidak tau bahwa young na adalah adik perempuan sungmin. Young Na membungkukan tubuhnya tanda terima kasih pada sungmin. Dia tidak berani menatap mata oppanya itu. Sungmin kembali ke tempat duduknya.
Young Na mulai memainkan nada awal marry you. Tanpa dikomando semua ELF ikut bernyanyi di bagian rap awal..
Geudaereul saranghandaneun mal pyuhngsaeng maeil haejugo shipuh
Would you marry me? Nuhl saranghago akkimyuh saragago shipuh
Geudaega jami deul ddaemada nae pare jaewuhjugo shipuh
Would you marry me? Iruhn naui maeum huhrakhaejullae?
Pyuhngsaeng gyuhte isseulge (I do) Nuhl saranghaneun guhl (I do)
Nungwa biga wado akkyuhjumyuhnsuh (I do)
Nuhreul jikyuhjulge (My love)
Hayan dressreul ibeun geudae tuxedoreul ibeun naui moseup
Balguhreumeul matchumyuh guhdneun woori juh dalnimgwa byuhre
I swear guhjitmal shiruh uishimshiruh
Saranghaneun naui gongju Stay with me
Wooriga naireul muhguhdo wooseumyuh saragago shipuh
Would you marry me? Naui modeun nareul hamgge haejullae?
Himdeulgo uhryuhwuhdo (I do) Neul naega isseulgge (I do)
Woori hamggehaneun manheun nal dongan (I do) Maeil gamsahalge (My love)
Orae juhnbutuh nuhreul wihae junbihan
Nae sone bitnaneun banjireul badajwuh
Oneulgwa gateun maeumeuro jigeumui yaksok giuhkhalge
Would you marry me?
Young Na menyanyikan lagu itu dengan sangat bagus. Suara riuh tepuk tangan menggema di studio. Tapi sesaat kemudian terdengar suara jeritan dari penonton yang melihat acara tersebut. Young Na jatuh pingsan. Sesaat setelah dia mengatakan…
“oppa…hanya ini yang bisa aku berikan untukmu…mianhae oppa bila ini menjadi hadiah terakhirku padamu” darah keluar dari hidung young na. dan sungmin menangkap tubuh young na sesaat sebelum tubuh young na menyentuh lantai. Sungmin memeluk adiknya erat.
“YOUNG NA!!!JANGAN BERKATA HAL BODOH ITU!! OPPA MOHON” ucapnya masih dengan memeluk erat tubuh young na. Dia tidak mempedulikan lagi kamera yang masih menyala dan suara penonton. Sungmin seperti kehilangan tenaganya saat mendengar kata-kata young na. dia tidak bisa mengangkat tubuh young na. siwon dan donghae mengambil alih tubuh young na dan langsung membawanya ke rumah sakit.
Kejadian yang sama seperti 2 bulan yang lalu… semua orang menunggu di depan unit gawat darurat. Tapi kali ini bukan hanya member super junior tapi orang tua young na dan ahjussi juga menunggu didepan ruangan itu.
Kali ini Tuhan benar-benar tidak memberi lagi waktu untuk Young Na.. dia benar-benar sudah tidak mempunyai tenaga untuk bertahan.. young na kembali pada-Nya.. setelah impian terakhirnya bisa benar-benar dikabulkan..
Tangis pun pecah. Sungmin langsung masuk keruangan putih itu dan melihat Young Na sudah tertutup kain putih.
“Young Na…jangan bercanda dengan oppa…ini benar-benar tidak lucu…kau tidak boleh meninggalkan oppa terlebih dulu…young na…bangunlah” sungmin memeluk tubuh young na yang sudah tak bergerak lagi. Pelukannya semakin erat. Tangisnya pecah.
“oppa sangat menyayangimu young na…oppa mohon bangunlah…biarkan oppa mengatakannya secara langsung padamu…aku ingin kau mendengarnya langsung…young na” Leeteuk berusaha menenangkan sungmin. omma pingsan sesaat setelah melihat tubuh young na untuk terakhir kalinya.
“Young Na…anakku…mianhae… berjanjilah pada appa kau akan menemukan kebahagianmu disana…” airmatanya keluar. Dia telah kehilangan anak perempuan satu-satunya.
Di acara pemakaman, sorot media tidak pernah lepas dari sosok sungmin. Kini semua orang telah mengetahui siapa gadis yang bersama lee sungmin di suatu mall. Gadis yang mengalami kecelakaan didepan kantor SM entertainment dan siapa gadis yang menyanyikan marry you untuk oppanya. Dia adalah adik perempuan lee sungmin.
ELF dari
Sungmin memegang foto Young Na. mengantar young na ke peristirahatannya yang terakhir. Young Na sangat mirip dengan sungmin. Matanya..senyumnya..semuanya sama. Hanya saja, mata young na selalu memperlihatkan kesedihan. Sungmin memegang foto itu erat. Foto adik satu-satunya…
Semua member SS501 datang ke acara pemakaman. Dan Young saeng terlihat tidak bisa lagi menahan air matanya. Dia kehilangan gadis yang dari dulu dicintainya. Gadis pertama yang menolak cintanya tapi dia juga gadis pertama yang membuat Young Saeng memperjuangkan cintanya selama 4tahun. Gadis itu sekarang telah meninggalkan semuanya. semua orang yang menyayanginya. Gadis itu meninggalkan young saeng tanpa young saeng pernah mengetahui perasaan si gadis padanya.
Sama seperti sungmin, Young saeng tidak mempedulikan banyak kamera menyorotnya sekarang karena sekarang dia jatuh terduduk dengan tangis yang tidak bisa lagi dia bendung. Lee Young Na meninggalkannya. Bukan hanya 3 tahun tapi selamanya.
“Young Na onnie…hansahamnida… aku dan oppa sekarang masih bisa tinggal di panti asuhan yang dulu karena onnie.. onnie harus bahagia disana…” gadis kecil itu memberikan mawar putih pada pusara young na.
“apakah kau oppa nya Young na onnie?” gadis kecil itu menatap sungmin
“onnie pernah bercerita padaku kalo dia punya seorang oppa sangat hebat. Onnie menyuruhku untuk selalu menyayangi oppaku.”
“noona juga berpesan padaku agar aku selalu menyayangi adikku. Aku akan selalu menjaga adikku karena sekarang hanya dia yang aku punya…”kakak dari gadis kecil itu memberikan sebuah mawar putih untuk sungmin.
“hyung, noona pernah mengatakan padaku, dia sangat bangga mempunyai oppa sepertimu…” sungmin duduk berlutut didepan 2 anak kecil itu.
“gumawoyo… jaga adikmu baik-baik… Young Na noona pasti akan sangat bahagia bila melihatmu bisa menjaga adikmu dengan baik..” sungmin memeluk kedua kaka beradik itu. Tangisnya kembali pecah melihat begitu banyak orang yang menyayangi Young Na.
Sungmin dan kedua orang tuanya kembali ke rumah setelah pemakaman selesai. Hanya isak tangis omma yang terdengar sesampainya di rumah megah ini. Dulu ada sosok Young Na yang akan menyambut mereka bila mereka pulang ke rumah. Sekarang rumah ini benar-benar kehilangan tawanya.
Semua orang masih berkumpul di ruang keluarga. Dulu tempat ini adalah tempat favorit young na. belajar, menonton tv, bermain dengan komputernya sampai terkadang dia tertidur di ruang keluarga ini. Sungmin kembali mengeluarkan air matanya bila mengingat –ingat masa itu.
“Tuan besar..nyonya.. dan tuan… sebelum meninggal, nona memberikan ini pada saya..” ahjussi memberikan 2 buah keping dvd yang bertuliskan.. untuk appa, omma dan oppa.. sedangkan keping satunya hanya bergambar hati.
“dan ini adalah notes yang selalu dibawa nona..” sungmin menerima notes yang bertuliskan ‘what if’ didepannya. Sungmin menyalakan player dan memasukan cd nya.
Young na duduk dikursi rodanya. Video itu diambil di kamarnya.
“annyeong appa…omma…oppa…” dia tersenyum
Aku sebenarnya tidak ingin membuat video ini. Aku hanya ingin menulis di notes ini tapi aku tau waktu ku tidak akan benar-benar lama lagi. Tiba-tiba aku ketakutan suatu saat nanti kalian akan melupakan wajahku. Karena itulah aku membuat video ini…
Appa…
Kau adalah appa yang sangat hebat. Appa sangat menyayangi omma. Cinta kalian berdua membuatku iri…
Appa sangat hebat. Selalu berjuang untuk puluhan ribu karyawan appa yang ada di
Aku juga tau, appa sangat menyayangi ku dan sungmin oppa. Appa tidak benar-benar membenci sungmin oppa. Appa hanya sedikit kecewa saat sungmin oppa lebih memilih menjadi anggota super junior dibandingkan meneruskan perusahan appa.
Tapi aku tau, appa juga rindu dengan sungmin oppa. Aku pernah melihat appa menangis saat melihat foto sungmin oppa. Aku juga tau, appa selalu datang ke gereja setiap sungmin oppa berulang tahun untuk mendoakan yang terbaik untuk sungmin oppa…
Annyeong omma…
Kau sangat cantik omma. Aku benar-benar kalah cantik darimu. Aku sangat iri padamu Karena appa sangat mencintai omma.
Mianhae omma, karena aku tidak pernah berhasil membuat omma tertawa riang seperti dulu lagi. Aku selalu membuat omma khawatir.. mianhae omma..
Jika saja di kehidupan ini aku diperbolehkan hidup lebih lama.
Aku akan sangat bahagia bila bisa menikah. Aku ingin menjadi seseorang yang seperti omma. Sangat menyayangi keluarganya.
Aku selalu merawat bunga-bunga omma selama omma berada di jepang. Tapi kalau aku sudah tidak ada, siapa yang akan merawat bunga-bunga itu? Pekerjaan ahjussi dudah cukup banyak..
Kalau saja bunga-bunga itu bisa ikut aku bawa kesana..aku akan sangat bahagia merawatnya..
Omma, akhir-akhir ini halmonie dan halbojie selalu menemani hari-hari ku. Aku sangat merindukan mereka omma. Mereka sekarang tidak harus menahan sakit karena penyakit mereka. Mereka sudah bahagia disana. Aku juga akan bahagia disana omma..
Omma jangan menangis terus… nanti kecantikan omma bisa hilang…
Omma harus bahagia… jangan mengkhawatirkan aku omma… halboji dan halmonie akan menjagaku sekarang…
Oh ya appa..aku akan merawat Minnie lagi disana. Aku juga sangat rindu Minnie..
Hansahamnida oppa… aku akan selalu mengingat appa…
Annyeong oppa…
Oppa, kenapa kau begitu tampan?
Lee sungmin oppa. kau adalah oppa ku satu-satunya. Appa sangat-sangat menaruh harapan pada oppa untuk melanjutkan perusahaannya. Dulu appa sangat menyayangi oppa. Malah bisa dikatakan, appa seakan hanya mempunyai satu anak, yaitu Sungmin oppa. Aku sangat berbeda dengan mu oppa. Kau sangat pintar sejak kecil. Kau selalu mendapat beasiswa pada saat sekolah. Walaupun oppa punya badan kecil tapi oppa sangat jago martial art. Sedangkan aku? Terlahir setelah oppa kelas 3 SD. Yang bawaannya selalu sakit-sakit-an. Tidak pernah benar-benar menguasai pelajaran dengan baik. Karena itulah, aku tidak pernah mau sekolahkan di sekolah oppa. Aku memilih bersekolah di sekolah biasa. Aku tak mau membuat malu siapapun.
Mianhae oppa… aku tidak pernah bisa membanggakanmu…
Jongmal mianhae oppa…
Aku merasa aku tidak pernah pantas berada di keluarga ini. Aku tidak pantas mendapat kasih sayang dari orang-orang hebat seperti appa, omma dan oppa..
Karena itulah aku selalu menutup diri dari siapapun.
Aku tidak mau kalian malu atas semua yang aku lakukan..atas semua kekuranganku..
Jika saja ada kehidupan mendatang..
Aku akan meminta pada tuhan untuk tetap menjadi anak appa dan omma.. aku juga akan memaksa Tuhan untuk tetap menjadi dongsaeng oppa..
Jika saja aku bisa kembali ke waktu dulu..
Aku tidak akan menutup diriku seperti ini..
Aku akan bangga berkata pada dunia bahwa aku adalah anak pengusaha Lee..
Aku mempunyai appa dan omma yang hebat..
Dan aku akan berani berkata pada teman-temanku kalau aku adalah adik lee sungmin..
Mianhae oppa..
Aku tidak pernah mau dikenalkan pada member super junior yang lain..
Aku tau oppa sangat menyayangiku..
Maukah oppa mengabulkan permintaanku?? Bila oppa sedang tidak ada schedule yang padat, maukah oppa tidur dirumah? Membantuku merawat bunga-bunga omma?
Aku sebenarnya sangat ingin mengatakan hal ini langsung pada oppa, tapi aku tidak pernah bisa..
Oppa… aku sangat bangga menjadi adikmu..
Saranghae oppa… jongmal saranghae…
Jangan pernah berhenti menjadi seorang bintang oppa…
Aku sangat suka melihatmu berada diatas panggung dengan jutaan ELF yang selalu men-support mu…
Kau tidak boleh hancur hanya gara-gara aku…
Aku menyayangi oppa…
Aku hanya minta satu hal… bila nanti oppa menyanyikan lagu Marry you..bisakah oppa memikirkanku??
Karena Jika saja aku masih punya waktu..
Aku ingin menikah…
Annyeong Ahjussi…
Kau semakin tua sekarang.. Jaga kesehatanmu ahjussi..
Hansahamnida telah menemaniku selama ini..
Mianhae bila aku selalu merepotkanmu..
Kau sudah aku anggap sebagai keluargaku sendiri..
Ahjussi..
Sebentar lagi pekerjaanmu akan sedikit berkurang
Kau tidak lagi harus mengingatkanku meminum obat.. kau juga tidak harus memeriksa setiap makanan yang akan aku makan..
Mianhamnida karena aku selalu merepotkanmu dari kecil hingga sekarang..
Aku sangat menyayangimu ahjussi…
Oppa…
Maukah kau memberikan cd ini pada Young Saeng?
Jangan marah padanya oppa…
Dia tidak pernah meninggalkanku..
Aku sangat mencintainya oppa tapi egoku membuatku membiarkannya memilih gadis lain. Aku tidak pantas untuknya…
Berbaikanlah dengannya oppa… aku tidak mau orang yang aku sayang saling membenci..
Kaset itu habis… Tangis omma semakin kencang… appa hanya bisa memeluk dan berusaha menenangkan omma. Perasaan appa juga sama hancurnya dengan omma. Gadis kecilnya sudah benar-benar dewasa tapi dia tidak pernah menyadarinya. Sekarang dia bahagia disana.
Sungmin sekarang berada di dormitory SS501. dulu dia kesini dengan emosi yang meluap tapi sekarang dia merasa dia akan bertemu dengan Young Na. bukan. Dia akan menemui orang yang dicintai Young Na.
Hyun joong membuka pintu apartment dan mengatakan Young Saeng belum keluar dari kamar sejak pemakaman. Bahkan dia harus dipaksa makan oleh Hyung joon agar mau makan hanya satu sendok. Dia benar-benar hancur. Sungmin mendatangi kamarnya.
“young saeng..ada yang ingin aku sampaikan padamu…bisakah kita berbicara?” Young saeng keluar dari kamar. Penampilannya benar-benar kacau. Tidak ada aegyo yang biasa dia tampilkan. Sekarang hanya ada lingkaran hitam disekitar matanya. Dia tidak tidur 3 malam ini.
Sungmin memberikan CD titipan Young Na untuk young saeng. Dia masih bingung karena sungmin tidak mengatakan apa-apa.
“kau lihatlah sendiri…” sesaat sebelum sungmin beranjak pergi dia memberikan notes yang biasa dipegang oleh young na.
“kau lebih berhak menyimpannya… kau bisa tau seberapa besar rasa cinta young na untukmu lewat notes ini… dia sangat mencintaimu…” Young saeng memegang erat notes itu. Sungmin pamit pulang. Member SS501 yang lain mengerti bahwa Young saeng butuh waktu sendiri.
Young saeng membuka notes itu. Betapa terkejutnya dia karena di halaman pertama terdapat kalimat “Saranghae” dengan fotonya dibawah tulisan itu. Halaman selanjutnya hanya terdapat namanya.. halaman selanjutnya masih tetap sama.. nama young saeng disana..
“aku menulis setiap namamu dengan doa yang terselip didalamnya.. aku tidak tau mengapa aku sangat mencintaimu… inilah caraku mencintaimu…hanya dengan mendoakanmu bahagia… saranghae Young Saeng… jongmal saranghae…”
Young saeng menuju player dan memainkan cd yang tadi diberikan lee sungmin. Perasaan rindu itu muncul saat melihat wajah young na disana..
Annyeong Young Saeng…
Aku sangat tidak sopan ya? harusnya aku memanggilmu oppa
Mianhae young saeng…
Kenapa kau mencintaiku? Pertanyaan itu yang selalu ada tiap aku memikirkanmu..
Kau bintang young saeng.. aku yakin banyak sekali gadis – gadis diluar
Kenapa kau masih mencintaiku setelah berulang-ulang kali aku menolakmu?
Kenapa kau masih menungguku padahal aku harus bersekolah di amerika?
Dan kenapa kau masih mencintaiku disaat fisikku sudah tidak sempurna?
Kau tau, rasa cintamu menyiksaku!
Aku seperti orang yang sangat jahat karena selalu mengacuhkanmu..
Tapi ada satu hal yang ingin aku katakan pada mu..
Aku menolakmu bukan karena aku tidak mencintaimu…
Aku sangat mencintaimu… jongmal saranghae…
Tapi beginilah caraku mencintaimu..
Membiarkanmu melupakanku dan mencintai gadis lain..
Aku bukan bintang young saeng…
Aku hanya gadis lemah dan tidak ada yang bisa kau banggakan dariku..
Jangan terlalu lama memikirkanku..
Kau masih punya SS501 dan triple S…
Kau harus bangkit.. jangan selalu memikirkanku..
Bukankah kau menyuruhku untuk bahagia??
Aku akan bahagia disana…
Aku berjanji padamu aku akan bahagia disana…
Jaga kesehatanmu…
Aku tidak mau melihatmu sakit apalagi gara-gara aku..
Kau harus berjanji, kelak bila kau sudah menemukan gadis yang mencintaimu, kau harus melupakanku…
Kalaupun kau tidak bisa melupakanku, kau harus mencintai gadis itu seperti kau mencintaiku…
Cintamu sangat membahagiakan..
Dan gadis itu akan beruntung bila kau memberikan cinta itu penuh untuknya…
Saranghae young saeng… jongmal saranghae…
- The End -
Written by:
FADILAH FALAH SYIFA (FFS)
0 komentar:
Post a Comment